Find Us On Social Media :

Anabatic dan IBM Siapkan Platform Digital Banking yang Andal

By Liana Threestayanti, Senin, 23 Juli 2018 | 17:34 WIB

Menjawab tantangan transformasi digital di dunia perbankan, Anabatic dan IBM bekerjasama menyediakan platform dan sistem yang mumpuni untuk menggelar layanan digital banking dengan cepat dan aman.

Dengan jumlah total penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 256 juta dan pemilik rekening di bank baru mencapai 36%, masih banyak orang di negeri ini yang belum terjangkau oleh layanan perbankan. Sementara di sisi lain, jumlah koneksi mobile di Indonesia saat ini mencapai 415,7 juta atau 157% jika dibandingkan dengan total populasi.

“Ini menjadi satu hal yang menarik karena artinya penduduk Indonesia banyak yang tidak memiliki rekening bank, akan tetapi mereka terhubung secara digital,” ujar Adriansyah Adnan, CEO, PT Anabatic Digital Digital Raya.

Di dunia perbankan sendiri, konsep layanan perbankan tanpa kantor cabang (branchless banking) telah dikembankan. “Karena pihak bank sendiri mengakui bahwa merupakan hal lyang sangat berat untuk membuka layanan bank dalam bentuk kantor cabang di seluruh wilayah Indonesia untuk meng-cover seluruh populasi,”cetus Adriansyah.

Dilatar belakangi dua hal tersebut, sejak empat tahun lalu Anabatic, melalui anak usahanya PT Anabatic Digital Raya mengembangkan sistem perbankan digital bernama PocketBank. Solusi ini memungkinkan bank berinteraksi secara lebih aktif dengan nasabah melalui aneka kanal digital. PocketBank juga mendukung program Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif, yang digagas oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Dengan sistem ini, bank bisa memberikan layanan yang jauh lebih mudah sehingga pedagang kaki lima pun bisa apply sebagai merchant atau agen (Laku Pandai) dan bertindak sebagai penerima transaksi,” imbuh Adriansyah.

LinuxOne Dukung Ketersediaan dan Keamanan PocketBank

Kehadiran digital banking tak pelak memicu interaksi antara nasabah dan bank yang makin intens. Kalau dulu nasabah datang ke bank sebulan dua kali dan mengakses rekening via ATM seminggu sekali, kini dengan bank digital, mereka bisa lima sampai sepuluh kali mengakses sistem bank.

“Akibatnya volume transaksi akan tinggi sekali, dan sistem bank bisa kewalahan menerima request dari nasabah. Hal ini akan memberikan beban yang signifikan pada infrastruktur TI bank,” ujar Adriansyah Adnan.

Kehadiran digital banking juga membuat nasabah merasa bisa berinteraksi dengan bank kapan saja dan di mana saja. “Mereka berharap memperoleh layanan 24x7,” imbuh Adriansyah. Sementara pada umumnya infrastruktur bank di malam hari melakukan proses konsolidasi atau yang biasa disebut proses akhir hari.

“Untuk itu perbankan membutuhkan satu sistem yang benar-benar bisa meng-handle fluktuasi transaksi yang begitu cepat,” jelas Novan Adian, Country Manager, Global Business Partner, IBM Indonesia. Hal lain yang dibutuhkan oleh sistem perbankan digital adalah keamanan atau security.

Untuk mendukung kinerja PocketBank, IBM menawarkan LinuxOne, solusi server enterprise berbasis teknologi mainframe IBM yang telah menangani 87 persen dari seluruh transaksi kartu kredit dan pembayaran, 29 miliar transaksi ATM setiap tahun, 4 miliar penumpang pesawat, dan lebih dari 30 miliar transaksi per hari di seluruh dunia.

Menurut Novan, selain performa dan tingkat keamanan tinggi, LinuxOne menawarkan ketersediaan tinggi (high availability) yang dirancang untuk meminimalkan downtime, siap untuk cloud (cloud ready), dan scalable sehingga memudahkan adanya pertumbuhan transaksi tanpa berdampak pada proses yang berjalan.

“Kerja sama kami dengan Anabatic menjadi satu platform yang solid dan membuat perbankan dan financial services sector cukup comfortable untuk mengambil solusi ini karena semua parameter, baik dari regulasi dan dari requirment dari internal perbankan tersedia pada LinuxOne,” tandas Novan Adian.