Aplikasi berbagi video, Tik Tok mengklaim memiliki 500 juta atau setengah miliar pengguna aktif bulanan (MAU). Klaim itu diumumkan Tik Tok melalui akun Weibo di China, Selasa.
Di negara asalnya, Tik Tok yang populer dengan nama Douyin memiliki 300 juta pengguna aktif bulanan. Meningkatnya pengguna Tik Tok sejalan dengan meningkatnya konsumsi video pendek di China.
Menurut laporan dari South China Morning Post, selama setahun terakhir konsumsi video pendek naik tiga kali lipat. Pengguna aktif bulanan aplikasi video pendek di China tahun 2017 bahkan menembus angka 414 juta.
Banyaknya pengguna milenial yang menggandrungi Tik Tok, menjadikannya aplikasi non-game yang paling laris diunduh di Apple App Store secara global pada kuartal pertama 2018.
Menurut data dari firma riset aplikasi mobile Sensor Tower, jumlah unduhan Tik Tok mencapai angka 45.8 juta unduhan. Selain di China, pengguna Tik Tok juga banyak berasal dari negara Asia lain, seperti Korea Selatan, Jepang, Indonesia, dan Vietnam.
Tik Tok yang dikembangkan oleh ByteDance, cukup masif pertumbuhannya sejak diluncurkan September 2016 lalu. Di Indonesia, Tik Tok sempat diblokir oleh pemerintah yang akhirnya dibuka kembali sekitar sepekan setelah pemblokiran.
Pemblokiran dibuka setelah pihak Tik Tok yang berkunjung ke Indonesia, berjanji untuk membersihkan konten negatif, serta menaikan batas minimal usia pengguna, dari 12 tahun menjadi 16 tahun.
Tak hanya di Indonesia, Tik Tok juga sempat tersandung masalah di China. Pada 1 Juli lalu, Douyin atau Tik Tok menangguhkan semua iklan di platform domestiknya setelah ada konten iklan yang dianggap tidak sopan tentang pahlawan perang China.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tik Tok "Diserbu" Setengah Miliar Pengguna Setiap Bulannya".