Find Us On Social Media :

Drone Buatan Mahasiswa Indonesia akan Dibeli Situs E-commerce

By Adam Rizal, Kamis, 26 Juli 2018 | 12:15 WIB

Tim BeeHive Drones

Meski harus berhenti di putaran World Finals kompetisi Microsoft Imagine Cup 2018, namun tim BeeHive Drones yang terdiri atas mahasiswa Indonesia yang belajar di University of Manchester tersebut tak patah arang.

Startup yang membuat drone penyebar pupuk untuk membantu petani ini sudah menyiapkan langkah berikutnya, setelah berkiprah di Microsoft Imagine Cup 2018. Di antaranya, BeeHive Drones akan mengikuti kompetisi serupa di Indonesia, melakukan pitching ke berbagai perusahaan perkebunan dan pertanian, serta membuka kemungkinan drone buatannya dipakai di luar bidang agrikultur, seperti e-commerce.

Dikatakan oleh Albertus Gian, CEO BeeHive Drones, dirinya mengaku sudah melakukan pembicaraan dengan salah satu e-commerce di Indonesia, untuk menjadikan drone buatan mereka sebagai alat pengantar pesanan belanja online.

"Kami nggak ingin hanya terbatas di agrikultur, karena mulai mendapat perhatian media, orang jadi tertarik, tapi teknologi kita juga bisa untuk hal lain, seperti drone delivery," Kata Albertus di kantor pusat Microsoft di Redmond, Washington, AS.

Menurut Albertus, salah satu marketplace di Indonesia telah menghubungi BeeHive Drones untuk mengembangkan konsep drone delivery atau sarana pengantar barang belanja menggunakan wahana nirawak ini.

"Kami bakal membantu membuat delivery drone buat mereka," kata Albertus.

Mengubah drone penebar pupuk menjadi drone delivery untuk situs marketplace dikatakan Albertus cukup mudah, karena hanya mengubah software-nya saja. Modifikasi yang dilakukan tidak banyak.

"Karena kita main di software saja," ujarnya.

Konsep drone sebagai pengantar barang belanjaan online ini sudah dikenalkan oleh e-commerce Amazon dengan layanan Amazon Prime-Air. Dari segi regulasi, industri saat ini sedang mencari bentuk yang tepat, sehingga regulasinya masih terus berubah dari waktu ke waktu. Salah satu aturan yang masih abu-abu adalah soal keterlibatan manusia.

"Terakhir regulasinya untuk drone delivery itu harus ada orang yang mengendalikan, tapi mengendalikannya itu berapa persen atau hanya mengawasi saja, itu yang masih belum jelas," kata Albertus.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Drone Buatan Mahasiswa Indonesia Diminati Situs E-commerce untuk Antar Barang".