Saat ini perusahaan-perusahaan kerap mengerjakan orang-orang pintar sebagai pegawainya. Bahkan, makin tinggi strata pendidikan seorang karyawan, maka makin tinggi pula pendapatan bulannannya.
Namun, cara itu tidak berlaku bagi Jack Ma (Pendiri Alibaba) dan salah satu orang terkaya di Asia.
Jack Ma beralasan orang yang memiliki prestasi pendidikan yang tinggi dan pengalaman kerja yang mentereng bukanlah orang yang tepat untuk mengemban sebuah pekerjaan.
"Saya tidak tertarik kepada kandidat karyawan Alibaba yang memiliki gelar bisnis. Mempelajari bisnis itu tidak penting karena kebanyakan orang yang memiliki gelar MBA itu tidak berguna... kecuali setelah mereka lulus, mereka lupa akan apa yang telah mereka pelajari, baru mereka jadi berguna," katanya dalam buku yang ditulis oleh Duncan Clark berjudul Alibaba: The House that Jack Ma Built.
Ma lebih tertarik mempekerjakan orang yang memiliki kebijaksanaan dan etika kerja yang kuat.
"Yang diajarkan sekolah-sekolah hanyalah ilmu pengetahuan, itu saja. Sedangkan, menjalakan sebuah bisnis memerlukan kebijaksanaan dan kebijaksanaan bisa didapatkan melalui pengalaman. Ilmu pengetahuan dapat diperoleh melalui kerja keras," ujarnya seperti dikutip Smart Company.
Lucy Peng (Manajer HRD Alibaba) mengatakan Alibaba pernah fokus mencari pegawai dengan pengalaman kerja mentereng melainkan Alibaba mencari pegawai yang memiliki kesehatan yang baik, hati yang baik, dan pikiran yang baik.
"Orang berprestasi tinggi akan cepat merasa frustrasi dengan budaya kerja di Alibaba," ucapnya.
Pada awal Alibaba berdiri, gaji yang diberikan rendah, jam kerja lama, dan para karyawan yang bekerja disana harus tinggal paling jauh 10 menit dari kantor Alibaba. Ma mengutarakan bahwa ia membuat kebijakan tersebut agar para karyawan "tidak membuang-buang waktu di perjalanan."
Jauh berbeda dari perusahaan-perusahaan di Tiongkok pada umumnya, para karyawan Alibaba ditawarkan pilihan untuk memiliki saham dan fokus kepada perusahaan untuk memberikan servis yang berkualitas terhadap konsumen.