Saham raksasa jejaring sosial Facebook merosot hingga 20 persen pada sesi penutupan perdagangan, mengikis nilai valuasi Facebook sebesar 126 miliar dollar AS atau setara Rp1.818 triliun.
Konkritnya, harga saham Facebook yang sebelumnya berada di angka 214 dollar AS (Rp 3 jutaan) perlembar, lantas menjadi 172 dollar AS (Rp 2,4 jutaan) per lembar. Hal ini disebabkan perlambatan pertumbuhan pengguna, dari yang tadinya diperkirakan menyentuh 1,49 miliar daily active user (DAU), nyatanya hanya 1,47 miliar DAU pada kuartal ini.
Di Amerika Serikat, basis pengguna aktif Facebook terhitung stagnan. Padahal, Amerika Serikat merupakan negara penyumbang bisnis iklan terbesar bagi layanan yang didirikan Mark Zuckerberg.
Kondisi yang lebih parah terjadi di Eropa, di mana Facebook kehilangan tiga juta pengguna aktif. Bahkan di negara-negara yang ruang pertumbuhan penggunanya masih besar, Facebook terhitung lambat meraup massa.
Dari segi pendapatan, Facebook meraup 13 miliar dollar AS (Rp 187 triliun) selama tiga bulan terakhir. Dari situ, keuntungan bersihnya 5,1 miliar dollar AS (Rp 73 triliun), sebagaimana dihimpun laporan Facebook.
Pendapatan teersebut naik 42 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sementara profitnya naik 31 persen dari tahun sebelumnya. Akan tetapi, jika dibandingkan Q1 2018, pertumbuhan pendapatan Facebook melambat 7 persen.
CFO Facebook, David Wehner, meramalkan kondisi bisnis yang merosot masih akan berlanjut di kuartal berikutnya. Hal ini tak lepas dari berbagai kebijakan baru Facebook soal privasi, yang memberikan pengguna otoritas lebih soal data mereka dan secara tak langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan pendapatan.
“Pertumbuhan pendapatan bakal terus melambat hingga semester kedua 2018. Kami meramalkan persentase penurunannya mencapai high single-digit di Q3 dan Q4,” ia menuturkan.
Kemapanan dan dominasi Facebook mulai goyang pasca terungkapnya kasus kebocoran data oleh firma Cambridge Analytica. Perwakilan Facebook di seluruh dunia disuruh menghadap ke lembaga legislatif untuk dimintai pertanggung jawaban.
Kepercayaan pengguna pun menurun dengan gerakan #deleteFacebook yang sempat marak. Untuk ini, Facebook harus mengubah kebijakannya dan sedikit banyak berdampak pada bisnisnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Facebook Kehilangan Valuasi Senilai Rp 1.818 Triliun".