Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS) atau Pentagon secara resmi membuka penawaran kontrak atau tender penyediaan layanan cloud Joint Enterprise Defense Infrastructure contract (JEDI) senilai USD 10 miliar atau Rp143 triliun. Seperti diungkap Tech Cruch, kontrak JEDI ini menawarkan kerjasama potensial sampai 10 tahun.
Kontrak dengan nilai fantastis tersebut tentu saja menjadi incaran semua perusahaan teknologi. Salah satunya adalah Google, yang pernah mendapatkan proyek dari Pentagon untuk membuat Maven, teknologi drone berbasis AI. Akan tetapi, nilai Maven relatif kecil dan belakangan dihentikan karena karyawan Google memprotes penggunaan AI untuk keperluan perang.
Proyek JEDI ini sendiri relatif tidak kontroversial karena lebih kepada penyediaan cloud dan infrastruktur pendukung untuk Pentagon dan seluruh cabang militer AS. Pentagon mencari penyedia solusi yang bisa memberikan layanan cloud dengan level security tertinggi.
Kabarnya, Amazon Web Services (AWS) menjadi favorit untuk mendapatkan project JEDI ini. Hal ini tidak lepas dari track record AWS yang sudah mendapatkan kontrak sejenis dari CIA dan terbukti mampu memberikan perlindungan maksimal bagi file-file top secret milik CIA.
Akan tetapi, tetap terbuka kemungkinkan bagi penyedia cloud seperti Google, Microsoft, IBM, dan Oracle untuk menggeser AWS. Bahkan muncul wacana bagi raksasa teknologi itu untuk melakukan koalisi (yang tidak lazim) untuk bisa menyaingi AWS.
Pentagon sendiri akan menyeleksi proposal-proposal yang akan masuk hingga 17 September untuk menentukan pemenang proyek JEDI. Kita tunggu saja, siapa yang berhasil mendapatkan proyek menggiurkan tersebut.