Uber melaporkan pendapatan senilai USD2,8 juta dalam laporan keuangan Q2 2018 dengan kerugian sebesar USD891 juta atau sekitar Rp13 triliun.
Kerugian Uber ini disebabkan oleh peningkatan pengeluaran perusahaan penyedia jasa ride sharing tersebut. Untungnya, kerugiannya Uber tidak sebesar sebesar periode yang sama pada 2017 senilai USD 4,5 miliar.
Kerugian yang tidak cukup besar karena Uber menjual bisnisnya di Rusia dan Asia Tenggara termasuk Indonesia seperti dikutip The Verge.
Saat ini saham Uber memang masih belum go public dan masih merupakan perusahaan privat yang membuat Uber tak perlu mengeluarkan laporan keuangan tetapi Uber tetap melakukannya.
Rencananya, Uber akan melakukan menjual sahamnya ke publik atauu IPO pada pertengahan kedua 2018. Tentunya, laporan keuangan yang "merah" itu akan mempengaruhi niat investor untuk membeli saham Uber.
Secara total, Uber sudah membakar uang sebanyak USD 11 miliar sejak pertama diluncurkan pada 2009. Dengan kerugian sebanyak itu, saat ini Uber masih mempunyai simpanan uang sebesar USD7,3 miliar.