Google menggandeng produsen alat bantu pendengaran asal Denmark, GN Hearing untuk menciptakan alat bantu pendengaran berbasis Bluetooth dan hemat daya pada smartphone Android.
Alat bantu pendengaran itu bernama Audio Streaming for Hearing Aids atau ASHA yang mengusung teknologi baru bernama Bluetooth Low Energy Connection-Oriented Channels.
"Kami ingin perangkat kami digunakan oleh lebih banyak pengguna," tulis Google seperti dikutip The Verge.
Menurut World Health Organization, ada sekitar 466 juta masyarakat di dunia menderita kesulitan terkait pendengaran dan permasalahan itu akan meningkat serta mencapai 900 juta pada 2050.
Perangkat pendengaran ASHA akan memiliki pengalaman audio dengan latensi rendah tetapi berkualitas tinggi serta berkonsumsi daya baterai rendah. Nantinya, GN Hearing akan menjadi produsen alat bantu pendengaran pertama dengan spesifikasi baru tersebut.
Deep Mind AI
Perusahaan kecerdasan buatan (AI) Google, DeepMind mengembangkan pemindai retina 3D berbasis AI yang dapat mendeteksi lebih dari 50 tipe penyakit mata.
Pengumuman hasil riset DeepMind itu bersama dengan salah satu peresmian pusat pengobatan mata terkenal di London, Moorfields Eye Hospital.
Mustafa Suleyman (co-founder DeepMind) mengatakan teknologi AI Deep Mind memiliki kemampuan mendeteksi penyakit mata dengan akurat, setara dengan kemampuan dokter ahli ketika mendeteksi penyakit mata diabetes dan degradasi makula.
"AI DeepMind juga dapat memberikan rekomendasi penangan terbaik termasuk pengobatan pasien supaya segera pulih," katanya seperti dikutip Business Insider.
Suleyman mengatakan teknologi AI DeepMind memiliki kemampuan untuk meningkatkan kepercayaan dokter dengan rekomendasinya. Cara kerjanya, teknologi AI Deep Mind akan memberikan label piksel pada pemindai mata jika ditemukan tanda penyakit tertentu.
Kemudian, teknologi itu akan menghitung kebenarannya dalam mendeteksi penyakit dengan persentase skor.