Prospek pertumbuhan online travel agent (OTA) di Indonesia sangatlah besar karena banyak orang yang senang melakukan pelisiran dan membutukan akomodasi penginapan di tempat wisata.
Sayangnya, bagi startup yang ingin menjadi pemain OTA baru di Indonesia memerlukan banyak usaha dan dana investasi yang banyak untuk berjuang di segmen tersebut.
"Pasarnya memang masih gede. Tapi, kalau ada yang mau masuk ke OTA, saya pasti bilang, jangan," kata Mikhael Gaery Undarsa (Pendiri dan Chief Marketing Officer (CMO) tiket.com) di Jakarta.
Pernyataannya itu bukan tanpa alasan yang kuat atau bahkan takut banyaknya pesaing.
Gaery menegaskan pemain baru OTA harus mengeluarkan dana investasi yang banyak dan membutuhkan proses yang tak instan.
"Tapi lebih ke duit yang harus banyak. Beda cerita kalau konglomerat. Itu silakan saja," kata Gaery.
Gaery mengatakan pemain OTA yang bisa bertahan di ketatnya persaiangan di Indonesia hanya tersisa 3 pemain besar.
"Saya jamin tiket.com dan tetangga kita yang biru itu menjadi tiga pemain besar. Nah, pemain yang ketiga ini, bisa siapa saja. Possible kalau memang duitnya unlimited. Kalau enggak, repot," ungkapnya.