Nokia memamerkan tiga teknologi 5G tercanggih mutakhir dan ekosistem 5G yang lengkap di tengah pembangunan infrastruktur komunikasi Indonesia.
Terobosan pertama, Jaringan berbasis Kecerdasan Buatan (AI) yang didistribusikan ke base transceiver stations (BTS).
Teknologi itu membuat pengguna bisa merasakan kualitasnya secara real time, mengambil langkah penting, dan mengoptimalisasi data dari dunia nyata. Nokia menyematkan machine learning disematkan ke bagian non-real time (NRT) di dalam BTS.
"Teknologi terbaru ini menjadikan kami partner yang ideal untuk operator di Indonesia. Khususnya ekosistem 5G kami, memiliki potensi yang luar biasa untuk membuat kehidupan sehari-hari rakyat Indonesia menjadi lebih baik," kata Robert Cattanach (Presiden Direktur, Nokia Indonesia).
Kemudian machine learning itu bertugas untuk mengumpulkan ilmu dari setiap peristiwa di jaringan, memetakan kualitas secara cerdas untuk pengguna dan merekomendasikan tindakan-tindakan kritis.
Fitur baru itu memungkinkan jaringan kognitif secara otonom dan mempelajari keputusan optimalisasi data live pada skala waktu yang melebihi kemampuan manusia.
Terobosan itu memberikan manfaat pelanggan berupa mengurangi kerumitan troubleshooting dan optimalisasi, mengoptimalkan jaringan dengan lebih cepat dan lebih akurat,memastikan konsistensi pengalaman pelanggan dan mendukung layanan baru guna meningkatkan pendapatan.
Terobosan kedua, sistem produksi 5G yang tactile. Demo itu menampilkan peningkatan teleoperation melalui tactile dan force feedback melalui mobile edge computing (MEC).
Ini menjawab tantangan komputasi sensor dan sinkronisasi antar video, tactile, force feedback, dan prioritas. Pengguna bisa merasakan pengalaman ‘touch and feel’ berbagai materi melalui lengan mekanik yang dikendalikan dari jarak jauh.
Manfaatnya, pelanggan Nokia mendapatkan lingkungan produksi yang aman dan efisien menggunakan internet tactile, menawarkan layanan teleoperation kepada pelanggan baru operator, meningkatkan produktivitas dan keamanan dengan mengaktifkan robot mobile yang bisa dikendalikan dari jarak jauh dan mengatasi masalah vertikal (Industri 4.0, telemedis).
Terobosan ketiga Nokia yaitu Slicing jaringan 5G. Slicing jaringan 5G Nokia mendukung kemampuan jaringan yang bisa diprogram dan kecerdasan buatan untuk digitalisasi otomotif.
Slicing memberikan manfaat kepada konsumen berupa menambah pengalaman end user seperti infotainmen dan kemudi otomatis serta meningkatkan keselamatan, memungkinkan industri vertikal dengan persyaratan ketat, menyediakan sumber pendapatan baru bagi operator dengan beralih dari layanan pasar massal ke solusi industri vertikal dan menciptakan model bisnis bar, serta mempercepat waktu ke pasar untuk operator dan industri vertikal