Perusahaan riset media sosial Blind mengungkapkan Sebanyak 58 persen orang yang berkarir di dunia teknologi mengalami Sindrom Penipu atau Impostor Syndrome.
Psikolog Pauline R. Clance dan Suzanne A. Imes memperkenalkan sindrom itu pada 1978. Sindrom itu adalah perasaan yang membuat seseorang berpikir bahwa mereka tidak pintar, tidak mampu atau tidak kreatif meskipun bukti menunjukkan sebaliknya.
Pada 1978, kedua psikolog itu meneliti 150 wanita sukses yang terjangkit sindrom "penipu" walaupun memiliki jenjang pendidikan yang baik, penghargaan akademi dan pengakuan di dunia profesional dari koleganya.
Pada 2011, sebuah studi International Journal of Behavioral Science mengungkapkan sekitar 70 persen orang pernah mengalami Sindrom Penipu di kehidupan mereka seperti dikutip CNET.
Jejari sosial anonim Blind melakukan survei untuk menentukan berapa banyak penggunanya yang merasa tidak percaya diri dengan kemampuannya.
Koresponden Blind terdiri dari 44 ribu karyawan Microsoft, 29 ribu dari Amazon, 11 ribu dari Google, 8 ribu dari Uber, 7 ribu dari Facebook dan 6 ribu dari Apple.
Blind pun menanyakan satu pertanyaan yaitu Apa Anda menderita Sindrom Penipu kepada para penggunanya mulai 27 Agustus 2018 sampai 5 September 2018. Sebanyak 10.402 pengguna menjawab pertanyaan itu.
Blind menemukan bahwa 57,55 persen pengguna yang menjawab mengaku menderita Sindrom Penipu.
Sebanyak 72 persen pekerja Expedia mengatakan bahwa mereka mengalami Impostor Sydrome.
Sebaliknya, hanya 44,45 persen pegawai Apple yang mengaku mengalami sindrom tersebut dan menjadi angka terendah dalam survei Blind.