Departemen Pertahanan Amerika Serikat atau Pentagon telah mengalokasikan dana investasi senilai USD2 miliar atau Rp30 triliun untuk mengembangkan proyek berbasis kecerdasan buatan (AI) dalam waktu lima tahun ke depan.
Salah satu proyek pentagon berbasis AI adalah DARPA (Defense Advanced Research Projects Agency). Mesin Darpa memiliki kemampuan untuk berpikir dan berkomunikasi layaknya manusia. "Dengan AI, DARPA akan mencari cara baru untuk memecahkan masalah manusia," kata Steven Walker (Director DARPA) seperti dikutip Digital Trends.
Tentunya, alokasi dana itu akan membuat AS tidak kalah dari Tiongkok dalam pengembangan teknologi AI, mengingat pemerintah Tiongkok fokus mengembangkan teknologi AI.
Baca Juga : Pentagon Buka Tender Penyediaan Layanan Cloud JEDI Rp143 Triliun
Pemerintah AS tertarik dengan teknologi AI yang memungkinkan mesin untuk mengidentifikasi video, audio dan gambar yang berbahaya.
Proyek itu juga akan mengembangkan mesin AI yang bisa menjadi rekan manusia dan mengambil alih tugas manusia untuk melakukan analisis militer.
Para kritikus telah menunjukkan kekhawatiran mereka tentang penggunaan AI oleh pemerintah.
Baca Juga : Gara-gara Pentagon, Puluhan Karyawan Google Mengundurkan Diri
Google mendapatkan protes dari para karyawannya setelah mereka diketahui membantu DARPA dalam Project Maven.
Hal ini mendorong Google untuk tidak lagi melanjutkan program itu setelah kontrak habis.