Find Us On Social Media :

Kerjasama Indonesia dan Cisco untuk Percepat Digitalisasi Indonesia

By Liana Threestayanti, Kamis, 13 September 2018 | 17:03 WIB

Presiden Indonesia, Joko Widodo, bertemu dengan Presiden Cisco ASEAN, Naveen Menon, dan Managing Director Cisco Indonesia, Marina Kacaribu di Hanoi, Vietnam.

Indonesia menjadi negara Asia Tenggara pertama penyelenggara program Country Digital Acceleration (CDA) melalui kesepakatan kerjasama antara Pemerintah Indonesia dan Cisco.

Kesepakatan ini diumumkan pada pertemuan antara Presiden Indonesia, Joko Widodo, dengan Presiden Cisco ASEAN, Naveen Menon, dan Managing Director Cisco Indonesia, Marina Kacaribu. Pertemuan ini berlangsung di sela-sela Forum Ekonomi Dunia tentang ASEAN (World Economic Forum on ASEAN) di Hanoi, Vietnam.

Program di Indonesia ini akan fokus pada lima area utama, yaitu: pemerintahan digital, industri digital, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) digital, keamanan siber, dan inklusi digital.

Tim CDA Cisco telah bekerja sama dengan pemerintahan di seluruh dunia, baik di tingkat nasional maupun di tingkat negara bagian, untuk mempercepat agenda digitalisasi agar bisa lebih cepat dan lebih efektif dalam memberikan layanan yang bermanfaat bagi masyarakat.

Presiden Cisco ASEAN Naveen Menon mengatakan, “Selama bertahun-tahun, teknologi telah mengambil peran kunci dalam mendorong pertumbuhan sosial-ekonomi di Indonesia untuk menjadikannya salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat. Visi Presiden Joko Widodo untuk menjadikan Indonesia sebagai ekonomi digital terbesar di ASEAN pada tahun 2020 akan semakin mempercepat pertumbuhan tersebut. Pertumbuhan ekonomi digital bisa ditingkatkan dengan memperbaiki efisiensi layanan publik, membangun kemampuan inovasi lokal, dan digitalisasi Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia. Kami menyambut baik kesempatan untuk bermitra dengan pemerintah dan berkontribusi untuk pertumbuhan jangka panjang Indonesia.”

“Dalam usaha Indonesia untuk mewujudkan misi dari agenda digital Nasional, ada dua area utama yang akan menjadi penentu keberhasilannya. Pertama, kita perlu memastikan bahwa kemampuan keamanan siber di seluruh Indonesia dapat sejalan dengan adopsi digital, sehingga kita tetap selangkah lebih maju dari para pelaku ancaman siber. Kami akan bekerja sama dengan pemerintah dalam koordinasi dan pelaksanaan kebijakan keamanan siber nasional. Indonesia juga membutuhkan banyak tenaga kerja yang mahir teknologi. Cisco Networking Academy telah melatih lebih dari 212.000 siswa di Indonesia, melalui kontribusi dalam bentuk alat, sumber daya, dan instruktur. Total 212.000 siswa ini merupakan partisipasi siswa Networking Academy terbesar kedua di kawasan ASEAN. Kami berharap kerjasama dengan pemerintah ini akan mampu menciptakan tenaga kerja andal di masa depan,” papar Marina Kacaribu, Managing Director Cisco Indonesia.

Sementara Tom Lembong, Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia (BKPM), melihat perlunya pemerintah menyediakan platform yang andal dan merumuskan peraturan untuk memastikan bahwa ekonomi digital mematuhi standar keamanan dunia maya serta berkontribusi terhadap kemakmurn rakyat.

Hal itu mengingat perekonomian Indonesia sedang bertransformasi menjadi ekonomi digital, seiring dengan tren yang terjadi saat ini dan juga meningkatnya jumlah penduduk kelas menengah berikut tenaga kerja muda yang mahir teknologi. “Kami memperkirakan sekitar dua hingga tiga miliar dolar per tahun akan diinvestasikan ke sektor e-commerce,” ujar Tom Lembong melalui siaran pers yang kami terima sore ini. Kolaborasi antara Pemerintah Indonesia dan Cisco diyakini akan mendukung tidak hanya e-commerce dan ekonomi digital, tetapi juga perkembangan Revolusi Industri 4.0 di Indonesia.