Lembaga demografi Universitas Indonesia (UI) mengungkapkan hasil penelitian bahwa salah satu layanan pesan antar makanan Go-Jek yaitu Go-Food mencatatkan nilai transaksi senilai Rp1,7 triliun pertahun.
"Berdasarkan penelitian lembaga demografi UI, nilai transaksi layanan Go-Food di Indonesia merupakan yang terbesar di dunia mencapai Rp1.7 Triliun pertahun," kata Rudiantara (Menteri Komunikasi dan Informatika).
Prestasi Go-Food itu akan membuat Indonesia makin diakui oleh negara lain karena Indonesia menjadi salah satu negara yang berhasil mengaplikasikan layanan berbasis teknologi digital.
Sementara itu Go-Jek sukses memberikan kontribusi senilai Rp 8.2 triliun terhadap perekonomian nasional setiap tahunnya. Meskipun memberikan sumbangan terhadap perekonomian nasional, perusahaan rintisan (startup) asal Indonesia masih membutuhkan guyuran investasi dari para investor, baik lokal maupun asing.
Rudiantara mengingatkan para pelaku startup lokal ini harus tetap menjaga nasionalisme walaupun mendapatkan dana dari investor asing seperti memberdayakan sumber daya manusia (SDM) asal Indonesia.
"Mari menjaga nasionalisme dengan kelebihan yang ada yaitu sumber daya manusia. Sisi software juga harus di perhatikan melalui TKDN agar bangsa tetap dapat maju," ujarnya.
"Para startup lokal harus memiliki rasa nasionalisme untuk membawa generasi muda bangsa bisa bersaing secara global dan tetap memiliki ciri-ciri Indonesia supaya bisa tetap berkontribusi terhadap kemajuan ekonomi bangsa," ucapnya.
Baca Juga : Alasan Layanan Go-Ride dan Go-Food Laris Manis Selama Ramadan
Baca Juga : Setelah Go-Bike, Go-viet akan Luncurkan Layanan Go-Food dan Go-Pay