Situs non-profit pembocor informasi rahasia, Wikileaks pekan ini mengumumkan penunjukkan Kristinn Hrafnsson sebagai editor-in-chief baru, menggantikan Julian Assange, sang pendiri yang tadinya menjabat posisi tersebut.
Hranfnsson adalah wartawan asal Islandia yang sebelumnya pernah menjabat sebagai juru bicara Wikileaks dari 2010 hingga 2016.
Dalam sebuah kicauan di Twitter, Wikileaks menerangkan bahwa Assange terpaksa lengser lantaran sebuah “keadaan luar biasa”, dimana akses internetnya diputus sehingga Assange tidak bisa berkomunikasi dengan siapa pun kecuali pengacara.
Assange tinggal di kedutaan besar Ekuador di London, Inggris, sejak 2012, ketika permintaan suakanya dikabulkan untuk menghindari ekstradisi.
Assange dicari oleh otoritas Swedia untuk dimintai keterangan terkait tuduhan pelecehan seksual.
Selagi tinggal di kedutaan Ekuador, Assange tetap mengoperasikan Wikileaks dan membocorkan serangkaian informasi rahasia, termasuk bocoran e-mail Hillary Clinton yang disinyalir memengaruhi hasil Pemilu Presiden 2016 di AS.
Pada Maret tahun ini, pihak kedutaan Ekuador memutus askes internet Assange karena dia dianggap telah melanggar perjanjian tertulis untuk tidak menyinggung negara lain seperti dikutip The Verge.
Menurut keterangan dari Wikileaks, kedutaan Ekuador turut memasang pengacak sinyal (jammer) untuk mencegah Assange mengakses internet dengan cara apa pun. Dia juga tak dibolehkan bertemu orang lain kecuali pengacaranya.
Assange akan tetap mengemban gelar sebagai “publisher” Wikileaks, sementara kegiatan operasional ditangani oleh Hranfnsson. Sejak pertama kali menerbitkan dokumen pada akhir 2006, Wikileaks lekat dengan Assange.
Situs yang tidak terafiliasi dengan Wikipedia ini telah menerbitkan aneka bocoran informasi rahasia, seperti laporan penyiksaan tawanan AS di Guantanamo Bay dan sejumlah kawat diplomatik antar-negara.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Internet Diputus, Julian Assange Tak Lagi Pimpin Wikileaks".