Find Us On Social Media :

Penjualan Semikonduktor Genjot Laba Samsung Hingga Rp235 Triliun

By Adam Rizal, Minggu, 7 Oktober 2018 | 17:00 WIB

Ilustrasi chip prosesor Samsung

Samsung melaporkan laba perusahaan yang meroket hingga 17,5 triliun won atau (USD 15,5 miliar) atau mencapai Rp235 triliun pada kuartal III pada tahun ini.

Laba Samsung naik 20,4 persen dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Keuntungan Samsung itu didorong oleh tingginya permintaan semi konduktor, pusat data dan peningkatan hasil produksi yang banyak, menyusul persaingan bisnis yang ketat. Sayangnya, Samsung tidak merinci kinerjanya karena baru akan mengungkapnya pada akhir Oktober nanti.

Survei Refinitiv juga mengungkapkan rata-rata analis memperkirakan pendapatan Samsung kemungkinan naik 4,8 persen menjadi 65 triliun won atau mencapai Rp872 triliun seperti dikutip channelnewsasia

Divisi chip Samsung memberikan kontribusi positif hampir 80 persen kepada laba operasi Samsung.

Samsung telah mendapat manfaat dari lonjakan pusat data untuk komputasi cloud yang telah memacu lonjakan harga untuk chip DRAM.

Chip DRAM, adalah perangkat yang melakukan banyak tugas dan merupakan produk memori utamanya serta memberikan keuntungan kepada teknologi produksi untuk membuat chip yang lebih kecil dan lebih cepat per wafer silikon.

Song Myung-sup, analis senior di HI Investment & Securities, memperkirakan harga chip DRAM akan turun sekitar 5% pada kuartal keempat dari kuartal sebelumnya, sementara harga chip NAND terlihat turun 10%.

Selain itu, Samsung berencana meluncurkan empat model Samsung Galaxy S10 sekaligus dan mendobrak tradisi Galaxy S series saat ini yang selalu mengeluarkan dua versi dengan ukuran yang berbeda.

"Empat model Samsung Galaxy S10 yang kami temukan diberi kode nama beyond 0, beyond 1, beyond 2, dan beyond 2 5G," kata para pengamat teknologi seperti dikutip Metro.

Sementara tingkat pendapatan untuk divisi bisnis dari Samsung belum diungkapkan. Analis memperkirakan bisnis mobile-nya akan berjuang untuk memberikan pertumbuhan laba untuk dua kuartal berikutnya.

"Pembagian mobile-nya akan terus terlihat buruk. Ponsel lipat yang akan datang dari Samsung tidak akan berarti dalam hal penjualan, lebih merupakan langkah simbolik dalam hal inovasi, ” kata analis di BNK Securities Park Sung-soon.