Serangan siber tidak akan pernah usai dan memandang bulu dalam mencari korbannya. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengungkapkan Indonesia selalu masuk ke dalam daftar 10 teratas target serangan siber.
Situs Threat Cloud Checkpoint mengungkapkan Indonesia masuk ke dalam daftar tiga teratas target serangan siber di dunia.
"Indonesia beberapa hari ini masuk ke urutan ketiga, di bawah Amerika Serikat dan India. Indonesia hampir selalu masuk ke daftar 10 besar negara yang jadi target serangan siber," katanya.
"Harus ada perhatian khusus untuk melindungi negara kita (dari serangan siber)," ujar Rudiantara.
Situs Threat Cloud Checkpoint turut menampilkan Amerika Serikat dan India yang menempati urutan satu dan dua negara target utama serangan siber.
Selain Indonesia, negara-negara yang berada dalam daftar 10 teratas target serangan siber yaitu Australia, Mexico, Inggris, Brasil, Norwegia, Filipina dan Tiongkok.
Baca Juga : Inilah 3 Jenis Serangan Siber yang Paling Sering Incar Perusahaan
Fakta lainnya, ada sebanyak 10 juta serangan siber dalam satu hari di dunia dengan jenis serangan beragam. Sejumlah serangan siber yang terdeteksi termasuk malware, DDoS, phishing.
Kemenkominfo mendukung gagasan Xynesis, untuk menghadirkan program pencarian bakat pelindung siber.
Program "Born to Protect" dapat menjawab tantangan minimnya jumlah SDM berkemampuan di bidang keamanan siber. Program ini tidak hanya berupa pelatihan, juga termasuk pemberian sertifikasi.
Program itu telah menghasilkan sebanyak 1.000 peserta yang tersertifikasi.
"Tidak hanya untuk pemerintahan, peserta yang telah mendapatkan sertifikasi ini juga dapat dimanfaatkan oleh industri," ucapnya.
Pada 2018, Kemenkominfo menargetkan 20 ribu bakat digital di berbagai bidang. Mendatang, Kemenkominfo akan lebih terfokus ke manajerial, dan teknologi pendukung revolusi industri 4.0 seperti AI dan IoT.