Kota Mataram akhirnya merampungkan pelaksanaan keseluruhan proses Bimbingan teknis (bimtek) program Gerakan Menuju 100 Smart City dari Kementrian Komunikasi dan Informasi.
Setelah ini, ibukota Provinsi Nusa Tenggara Barat tersebut akan mulai menyempurnakan masterplan yang mereka miliki untuk nantinya akan "dipamerkan" kepada Kota dan Kabupaten lain yang juga masuk dalam program Smart City, Desember 2018 mendatang.
Walaupun di sela-sela pelaksanaan bimtek terjadi musibah bencana alam besar di Kota ini, namun semangat dan komitmen Kota Mataram untuk mewujudkan konsep Smart City di kota seribu masjid ini tidak bisa dibendung.
Dengan 'menggaet' komunitas, bimtek dan penyempurnaan masterplan akhirnya bisa dilaksanakan semaksimal mungkin.
Tiga Quick Win Unggulan
Penandatanganan komitmen Walikota dan setiap OPD untuk implementasi Mataram Smart City
Wali Kota Mataram, H. Ahyar Abduh meyakini dengan optimis bahwa penerapan konsep Smart City di Kota yang dipimpinnya akan mampu berkembang menjadi lebih baik terutama dalam hal pelayanan masyarakat.
Untuk mewujudkan segala mimpi itu, masterplan Smart City pun dibuat seefektif mungkin agar tepat sasaran sesuai dengan bidang dari setiap Organisasi Perangkat Daerahnya (OPD) masing-masing.
"Tiga quick win yang kita usung untuk jangka pendek dalam masterplan ini akan menjadi pemicu dan mampu mengubah pola pikir masyarakat serta pimpinan OPD tentang teknologi informasi," ungkap Ahyar.
Tiga quick win unggulan Kota Mataram ini dipilih karena dirasakan begitu dekat efeknya pada masyarakat dan daerah, oleh karenanya ketiga quick win ini diusahakan untuk bisa berjalan maksimal.
Plt. Kepala Dinas Kementerian Komunikasi dan Informasi Kota Mataram, Lalu Martawang, SE., M.Si menjabarkan ketiga quick win andalah kotanya.
Pertama Aplikasi penanganan kebencanaan yang pelaksanaannya bekerjasama dengan Komunitas Lumbung Inovasi sebagai pengembang aplikasi, Cek resi online dari Dinas Kependudukan Catatan Sipil dan ketiga Sistem informasi pasar rakyat dan modern.
Aplikasi cek resi online ini nantinya akan mempermudah masyarakat ketika mengajukan pembuatan dokumen kependudukan dengan mengetahui posisi dokumen yang diajukan sudah sampai di mana tanpa harus bolak-balik ke kantor dinas.
Sedangkan aplikasi sistem informasi pasar akan mempermudah siapapun baik masyarakat maupun OPD dalam memperoleh informasi harga komoditas di pasar dengan melakukan kerjasama antar dinas terkait yang saling berhubungan.
Kemudian aplikasi kebencanaan yang diajukan karena peristiwa bencana alam yang terjadi di pulau Lombok dan Kota Mataram secara khusus. Aplikasi ini akan mampu mengkoordinir penyaluran bantuan dan logistik yang selalu menjadi masalah.
"Nantinya aplikasi ini bisa menjadi pilot project juga untuk wilayah-wilayah yang rawan bencana seperti Lombok," tuturnya berharap.
Dalam melaksanakan bimbingan teknis ini, Kota Mataram juga didampingi oleh tim pembimbing yang disediakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Tenaga Ahli Kedeputian I bidang Pengendalian Pembangunan Program Prioritas dari Kantor Staf Presiden (KSP) Republik Indonesia, Robertus Theodore sebagai pembimbingnya mengatakan bahwa komitmen kuat Kota Mataram patut mendapat apresiasi.
Keinginan besar untuk mewujudkan Kota Mataram berbasis teknologi informasi mampu membawa Kota ini sampai pada tahap akhir pelaksanaan bimtek 4 walau tengah dilanda musibah.
"Mataram ini sedikit unik," kata Robert. Progres dari awal memang sedikit tertatih. Apalagi setelah bencana gempa yang melanda pulau mereka. Fokus pengembangan daerah yang berubah serta anggaran-anggaran yang semula dialokasikan untuk program Smart City langsung berubah haluan untuk kebencanaan.
Namun, semua hal tersebut diakuinya tidak menjadi alasan untuk Mataram menyerah dan menghentikan proram Smart City yang mereka jalani.
Penyempurnaan masterplan contohnya, meskipun dianggap sedikit tertinggal dari daerah lain, namun perlahan Mataram pun bisa mengikuti perkembangannya.
"Saya optimis kita bisa menyelesaikannya sesuai target," ujar Robert yakin.
Pelibatan stakeholder yang dibutuhkan dalam mewujudkan konsep Smart City di Kota Mataram pun disambut dengan baik.
Karena Robert mengamini bahwa Sumber Daya Manusia dan potensi yang dimiliki Kota Mataram cukup besar. Tenaga-tenaga muda yang sebelumnya tidak terdeteksi oleh Pemerintah Kota, sudah mulai harus bisa dilibatkan.
Program Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan serta akademisi pun harus mendapat perhatian. "Ini penting karena Pemda tidak bisa kerja sendiri," tambahnya.
Meskipun pelaksanaan bimtek telah selesai, namun penyempurnaan masterplan masih harus terus berjalan. Implementasi dari quick win yang telah dibuat juga harus menjadi fokus bagi pemerintah daerah.
Untuk itu, H. Ahyar Abduh berkomitmen untuk terus mengawal program Smart City di Kotanya. Hasil rumusan masterplan ini harus dipastikan masuk dalam RKA masing-masing perangkat daerah.
"Ini penting supaya da implementasi dari masterplan yang telah disusun," tegasnya.
Penulis : Danny Kosasih