Saat ini game eSports sedang menjadi primadona di Indonesia, menyusul kesuksesan eSport menjadi salah satu cabang olah raga di Asian Games 2018. Namun, tidak semua game bisa masuk ke dalam eSports.
Telkomsel mengungkapkan salah satu syarat sebuah game bisa menjadi esports atau dapat dipertandingkan dalam turnamen olahraga elektronik adalah game itu memiliki pemain organik.
"Teorinya sederhana agar sebuah game syaratnya menjadi esports adalah games tersebut harus memiliki pemain organik atau organic player yang cukup, artinya bukan bot atau kecerdasan buatan yang didesain untuk melayani pemain manusia," ujar Manager Digital Games Product Management Telkomsel Rezaly S. Afhany di Jakarta.
Rezaly mengatakan biasanya game versi awal memiliki banyak bot semacam ini dan membutuhkan pemain organik yang banyak supaya ketergantungan terhadap bot berkurang.
"Tidak ada angka pasti terkait jumlah minimum pemain aktif harian agar sebuah game bisa menjadi esports. Namun kami mematok jumlah minimum di angka 50 ribu pemain dalam satu hari yang bergabung di ruang permainan (room) tersebut," katanya.
"Jika jumlah kurang dari angka 50 ribu maka akan muncul bot yang bisa membuat pengalaman ketika bermain menjadi kurang nyaman bagi para pemain," ucapnya.
Telkomsel sendiri telah meluncurkan game pertamanya "Shellfire" yang memadukan genre first person shooter (FPS) dan multiplayer online battle arena (MOBA).
Namun, "Shellfire" belum bisa dipertandingkan dalam liga esports mengingat jumlah pemainnya yang belum mencapai jumlah minimal pemain untuk sebuah liga esports.
"Mudah-mudahan, kita berupaya mengejar dulu pengembangan game ini untuk platform iOS, dan setelah tuntas kita mungkin akan memulai online tourney. Dan jika hal tersebut mengundang banyak peminat maka kita akan lanjutkan dengan offline tourney baru kemudian ada liganya, kurang lebih seperti itu," pungkasnya.