Find Us On Social Media :

Alasan Microsoft Tetap Garap Proyek Pentagon Walaupun Didemo

By Adam Rizal, Jumat, 2 November 2018 | 15:05 WIB

Ilustrasi Proyek JEDI

Microsoft terus menggarap proyek militer Amerika Serikat (AS) bernama Joint Enterprise Defense Infrastructure atau cloud infrastruktur keamanan bersama dengan perusahaan (JEDI).

Padahal, para karyawannya telah menggelar aksi penolakan proyek tersebut karena bertentangan dengan hak aksasi dan privsi pengguna.

Sebaliknya, Microsoft beralasan proyek JEDI dapat menggenjot keuntungan Microsoft secara signifikan.

CEO Microsoft Satya Nadella dan Presiden dan Kepala Bagian Hukum Micosoft Brad Smith mengatakan Microsoft tetap berkomitmen untuk menyelesaikan mega proyek Departemen Pertahanan AS JEDI.

Sebelumnyaa, Google memilih mundur dari proyek militer Project Maven karena adanya penolakan dari karyawannya yang menganggap Projet Maven tidak selaras dengan prinsip etis Google pada penggunaan kecerdasan buatan (AI).

JEDI merupakan proyek pemindahan data internal dan kekuatan pemrosesan Pentagon dalam jumlah besar dan ke sistem cloud yang dioperasikan secara komersial. Kontraknya bisa bernilai hingga USD 10 miliar atau mencapai Rp 152,1 triliun.

"Kami ingin orang-orang di negara ini, khususnya yang melayani negara ini mengetahui bahwa kami di Microsoft berada dibelakang mereka," kata Smith seperti dilansir CNET.

"Pentagon akan memiliki akses ke teknologi terbaik yang kami buat. Kami tidak meminta atau mengharapkan semua orang yang bekerja di Microsoft mendukung setiap posisi yang diambil oleh perusahaan," ujarnya.

Smith mengatakan bahwa jika karyawan ingin mengerjakan proyek lain, mereka bisa mencoba pindah ke bagian lain.

"Microsoft tidak akan menghindar dari potensi masalah etika yang mungkin timbul dari proyek militer," pungkasnya.