Find Us On Social Media :

Penjualan Merosot, Nilai Apple Terancam Turun dari USD 1 Triliun

By Adam Rizal, Sabtu, 3 November 2018 | 16:00 WIB

Tim Cook (CEO Apple)

Apple terancam melepaskan gelarnya sebagai perusahaan paling bernilai di dunia dengan nilai valuasi menyentuh USD 1 triliun atau Rp 15 ribu triliun. Hal itu disebabkan saham Apple yang merosot hingga 7 persen di laporan laba kuartalnya.

Saat ini harga saham Apple sendiri senilai USD206,30 per lembarnya dalam perdagangan. Apple harus mempertahankan nilai sahamnya di angka USD 207,45 per lembarnya.

Bila tidak, maka Tim Cook dan kawan-kawan harus melambaikan perpisahan sebagai perusahaan bernilai USD 1 triliun.

Faktor merosotnya saham Apple karena penjualan perangkatan andalannya iPhone yang tidak dapat memenuhi ekspektasi pasar.

Pada kuartal keempat ini,iPhone hanya terjual 46,9 juta unit, jauh di bawah eskpektasi pasar senilai 48,4 juta unit seperti dikutip Business Insider.

Dampaknya, Apple tidak akan melaporkan jumlah penjualan iPhone. Chief Financial Officer Apple Luca Maestri mengumumkan mulai kuartal pertama tahun 2019, Apple tidak akan lagi mengumumkan jumlah perangkat iPhone, iPad dan Mac yang dijualnya.

Apple nantinya akan melaporkan ketiga lini produk utamanya dalam satu laporan pendapatan.

Penghentian data tersebut dinilai akan membuat publik semakin sulit mengetahui sebaik apa kinerja Apple.

Penjualan unit iPhone sendiri menjadi matrik penting bagi para investor dan pengamat dalam menimbang kinerja perusahaan teknologi tersebut.

Keputusan yang diambil Apple ini sebenarnya akan menguntungkan perusahaan karena dapat mengerek lebih banyak pendapatan pada produk anyarnya dengan menaikkan harga. Contohnya adalah lonjakan banderol pada iPad Pro dan Mac yang diluncurkan Selasa lalu.

Analis Citigroup, Jim Suva mencatat beberapa orang mungkin takut bahwa langkah ini sama artinya dengan penurunan penjualan unit iPhone pada periode berikutnya.

“Mudah untuk membicarakan hal-hal hebat dan tidak menunjukkan detail hal-hal yang tidak begitu hebat,” tutur Suva.

Sementara itu CEO Apple, Tim Cook beralasan bahwa dasar yang digunakan perusahaan adalah tumbuh hingga dua digit ketimbang persentase.