Microsoft mengungkapkan banyak Personal Computer (PC) yang menggunakan OS Windows bajakan di Asia.
Microsoft membeli banyak komputer PC selama periode Mei-Juli 2018 dari berbagai pasar di Asia untuk mengetahui seberapa banyak yang memiliki lisensi Windows palsu dan malware bawaan.
Hasilnya, Microsoft mengungkapkan hampir 100 persen atau mayoritas komputer PC yang dibeli di Korea Selatan (Korsel), Malaysia, Vietnam dan Thailand menggunakan software bajakan.
Selain itu, ada 91 persen lisensi pada PC di India dan 90 persen di Indonesia yang tidak asli. Sebanyak 83 persen dari total komputer yang dibeli di pasar Asia menggunakan Windows yang tidak berlisensi.
Fakta lainnya, Filipina adalah negara dengan tingkat penggunaan Windows bajakan terendah untuk komputer baru.
Saat ini penggunaan sistem operasi Windows terbesar di dunia dengan jumlah 1,5 miliar komputer.
Mary Jo Schrade (Assistant General Counsel and Regional Director of Digital Crimes Unit Asia Microsoft di Singapura) mengatakan penjahat siber terus mengembangkan teknik untuk menjebol keamanan, dan menanamkan malware ke dalam software bajakan.
"Taktik ini membuat mereka bisa meretas banyak PC dan mengakses informasi untuk dicuri dengan mudah," ujar Jo Schrade seperti dikutip Softpedia.
Software berisi malware di dalam PC dapat memicu penyebaran malware dan menempatkan informasi pribadi konsumen serta identitas digital ke dalam jangkauan penjahat siber.