Jumlah pengguna premium aplikasi kencan online Tinder atau disebut juga Tinder Gold, mencapai 4,1 juta pada kuartal-III 2018 ini. Angka ini naik dari kuartal sebelumnya yang mencatat 3,8 juta pengguna premium.
Dengan pencapaian tersebut Tinder memproyeksikan pendapatan sebesar 800 juta dollar AS (sekitar Rp 11,7 triliun) di tahun 2018.
Dibanding Tinder reguler, pengguna Tinder Gold bisa leluasa melihat siapa saja yang menyukai akun mereka tanpa harus melakukan gestur swipe (usapan jari).
Jumlah pengguna Tinder Gold menjadi penyumbang terbesar bagi induk perusahaannya, Match Group, yang juga menaungi aplikasi kencan online lain seperti Hinge, Ok Cupid, dan PlentyOfFish.
Secara keseluruhan, total pelanggan berbayar Match mencapai 8,1 juta, naik 77 juta pengguna dari kuartal-II dan merangkak 23 persen secara year-on-year. Itu artinya, Tinder menyumbang setengah dari total pelanggan premium Match.
Match Group menargetkan pendapatan tahunan sebesar 1,72 miliar dollar AS (sekitar Rp 25,2 triliun), sebagaimana dikutip Tech Crunch.
Match melaporkan pendapatannya pada kuartal ini sebesar 444 juta dollar AS (sekitar Rp 6,5 triliun), naik 29 persen secara year-on-year, melampaui proyeksi para analis yang meramalkan pendapatan Match sebesar 437 juta dollar AS (sekitar Rp 6,4 triliun).
Meski berhasil melampaui prediksi para analis, Match gagal memuaskan para pemegang saham di Wall Street.
Pada kuartal-IV, Match menargetkan pendapatan antara 440 juta hingga 450 juta dollar AS (sekitar Rp 6,4 hingga 6,6 triliun), turun dari estimasi para analis yang menargetkan 454,4 juta dollar AS (sekitar Rp 6,6 trilun).
Bulan Juni lalu, Match baru saja mengakuisisi Hinge, aplikasi serupa Tinder yang dibeli Match dan mengalami pelonjakan unduhan sebanyak 5 kali lipat sejak pertama kali diakuisisi.