Instagram kembali menggelar Instamarket, ajang diskusi dan berbagi pengalaman bagi para pelaku bisnis, khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang mengandalkan Instagram sebagai platform bisnis.
Instamarket 2018 kali ini diadakan lewat kerja sama dengan Go-Jek di arena Go-Food Festival, kompleks Gelora Bung Karno (GBK), bilangan Senayan, Jakarta, mulai 8 November hingga 11 November 2018.
"Tahun ini kami bekerja sama dengan Go-Food festival karena Go-Food memiliki visi yang sama yakni mengembangkan UKM-UKM," papar Ferdy Nandes, Head of Emerging Business & SMBs, Facebok & Instagram South East Asia.
Casandra Aprilanda, Vice President Sales & Marketing Go-Food Festival, dalam acara peresmian Instamarket 2018 di Jakarta.
"Ini juga bentuk dukungan kami untuk mitra UMKM dari Go-Food, dimana kami mengikutsertakan mitra Go-Food untuk ikut workshop #Instamarket," ujar Casandra.
Pengunjung umum bisa bertandang ke Instamarket 2018 tanpa dipungut biaya. Ajang selama tiga hari itu akan diisi berbagai workshop dan pelatihan UMKM.
Ada juga pameran produk dari 10 pelaku UMKM yang berhasil mengembangkan bisnis lewat Instagram.
Selengkapnya bisa dilihat dalam agenda Instamarket 2018 di tautan berikut. Lebih pilih instagram daripada situs web Menurut riset yang dilakukan Instagram dan firma riset pasar Ipsos, sebanyak 52 persen pelaku UMKM Indonesia lebih memilih untuk mengarahkan pelanggan ke profil bisnis mereka di Instagram daripada situs web.
Indonesia sendiri menjadi satu dari lima negara yang memiliki jumlah akun bisnis Instagram terbanyak di dunia.
"Indonesia adalah komunitas Instagram terbesar di Asia Pasifik," jelas Mike Bronfin, Product Marketing Manager, Instagram Business Paltform.
"Menariknya, banyak orang mengunjungi Instagram untuk melakukan bisnis. Sebanyak 200 miliar orang setiap harinya mengunjungi Instagram bisnis," imbuh Mike.
Secara global, Indonesia memiliki 25 juta akun bisnis di Instagram.
Instagram mengklaim bahwa 87 persen pelaku bisnis yang terlibat dalam studinya berhasil meningkatkan penjualan dan 82 persen di antaranya berkomunikasi langsung dengan pelanggan melalui direct message (DM) setiap hari.