Kabar baik datang dari pertemuan Presiden RI Joko Widodo dengan Amazon Vice-President, Werner Vogels. Dalam pertemuan yang berlangsung Jumat (21/9) kemarin, Amazon mengungkapkan rencananya membangun data center Amazon Web Services (AWS) di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, nilai investasinya mencapai US$1 miliar atau sekitar Rp.14 triliun.
Investasi bernilai fantastis tersebut kabarnya akan disebar dalam periode 10 tahun.
Sampai saat ini, AWS adalah penguasa pasar data center global dengan market share di angka 41,5%. Di Asia sendiri, Amazon sudah membangun data center-nya di India, Korea Selatan, Jepang, dan Singapura.
Masuknya AWS di Indonesia sedikit banyak disebabkan semakin menjanjikannya pasar Indonesia. Jika berkaca dari data Statista, belanja layanan cloud perusahaan Indonesia di tahun 2018 mencapai US$1,3 miliar, naik signifikan dari belanja tahun 2012 yang hanya US$160 juta.
Faktor pendorong lainnya adalah Peraturan Pemerintah No. 82 yang mewajibkan perusahaan Indonesia menyimpan data penting konsumen di ranah hukum Indonesia. Dengan memiliki data center yang berlokasi di Indonesia, AWS akan menjadi pilihan favorit bagi perusahaan Indonesia (seperti perbankan atau e-commerce) yang harus mematuhi aturan tersebut.
Dalam konteks yang lebih luas, investasi AWS di Indonesia akan “menekan” pesaing AWS seperti Microsoft Azure atau Google Cloud Platform untuk melakukan hal yang sama. Sampai saat ini, Microsoft dan Google terlihat masih enggan membangun data center di Indonesia dengan berbagai alasan.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR