Selalu gunakan charger original atau yang memang dikenal berkualitas tinggi. Setiap vendor memiliki standar dan spesifikasi tertentu untuk charger yang diproduksi, terutama yang memiliki kemampuan fast charging.
Jangan ambil risiko dengan menggunakan charger non-original yang keluaran listriknya tak terjamin bagus. Ingatlah bahwa tak semua charger memiliki kualitas setara.
Lebih baik memilih merek terpercaya daripada mengorbankan perangkat dengan memilih charger abal-abal.
Salah-salah, bukannya menghemat tapi malah rugi karena perangkat rusak, bahkan terbakar atau meledak.
3. Hentikan charging saat baterai terisi 100 persen
Jika ponsel sudah terisi 100 persen maka sebaiknya cabut kabel charger untuk menghentikan proses pengisian data.
Membiarkan ponsel tertancap ke charger sebenarnya tidak akan membuat perangkat meledak, karena ponsel secara otomatis akan memperkecil daya charging dan melakukan trickle charging, yakni mengisi daya dengan perlahan setiap kapasitas baterai menurun.
Namun, efeknya kurang baik untuk baterai dalam jangka panjang. Baterai lithium-ion pun sebaiknya tak ditunggu sampai benar-benar kosong dan langsung diisi penuh.
Tancapkan charger saat indikator baterai berada di kisaran 30 persen dan cabut saat sudah mencapai sekitar 80 persen.
4. Gunakan baterai asli
Meski ponsel masa kini menggunakan desain unibody, baterainya bisa tetap diganti. Namun, seperti halnya charger, kualitas baterai pun dapat berbeda-beda. Supaya terjamin aman, pakailah baterai asli yang berasal dari vendor ponsel.
5. Jangan pakai baterai rusak
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR