Bulan April lalu, Cloudflare meluncurkan VPN mobile Warp yang fokus pada keamanan dan kecepatan. Sayangnya, debut Warp tidak mulus karena masih memiliki sejumlah masalah.
Pekan ini, akhirnya, Warp resmi diluncurkan ke publik setelah lebih dulu diuji coba dengan melibatkan kalangan terbatas sejak April lalu.
VPN ini dibuat berdasarkan aplikasi mobile layanan DNS 1.1.1.1 milik Cloudflare yang sudah hadir lebih dulu.
Warp secara teknis merupakan VPN, tapi target penggunanya berbeda dari layanan VPN lain.
"Warp tidak dirancang untuk mengakses konten yang dibatasi di suatu wilayah (georestriction). Ia tidak akan menyembunyikan alamat IP Anda," ujar Cloudflare dalam sebuah posting di situsnya.
"Kalau Anda perlu sekuriti tingkat tinggi macam itu, layanan VPN tradisional atau ToR merupakan pilihan lyang ebih baik," imbuh Cloudflare.
Baca Juga: Gandeng NetApp, Rubrik Luncurkan Solusi Berbasis Cloud Terbarunya
Lalu, untuk siapakah Warp?
Cloudflare mengatakan layanan ini ditujukan untuk melindungi lalu lintas data internet para konsumen umum, misalnya ketika menggunakan WiFi di tempat publik. Karena itu pula, antarmukanya dibuat sederhana.
Hanya ada tombol "On/Off" berukuran besar untuk sekadar menghidupkan atau mematikan VPN. Lokasi server pun dipilih otomatis, tidak bisa diseleksi sendiri secara manual.
Warp bisa digunakan secara gratis. Ada opsi berbayar (langganan) dengan nama Warp+ yang menjanjikan kecepatan dan keamanan lebih tinggi dengan menyalurkan trafik lewat jaringan Cloudflare.
Biaya langganan Warp+ dipatok sebesar 4.99 dollar AS (Rp 70.000) per bulan. Dalam blog resminya, Cloudflare mewanti-wanti bahwa meski sudah diluncurkan, Warp masih berpotensi memiliki bug.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR