PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. mengalokasikan anggaran sekitar US$300 juta hingga US$500 juta untuk mendanai perusahaan rintisan atau startup.
Sebelumnya Telkom telah telah menggelontorkan sekitar USD100 juta kepada 34 perusahaan rintisan di Indonesia dan global.
Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin mengatakan aksi korporasi tersebut dirasa penting untuk menyikapi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.
"Karena Telkom itu industri dengan capex yang sangat tinggi, EBITDA menurun, pendapatan stagnan, jadi kami harus bergerak dari hanya infrastruktur digital ke digital platform," katanya dalam DevCon/Digital Economy Summit 2020 di Jakarta, Kamis (27/2/2020).
Selain itu, Telkom juga membentuk Indigo sebagai inkubator. Budi menilai startup bukan hanya membutuhkan modal, tetapi juga pendampingan. Pendampingan itu mencakup fasilitas kantor hingga akses kepada para ahli di bidangnya.
"Saat ini Telkom telah menjadi rumah lebih kurang sebanyak 80 startup," ujarnya.
Dalam acara yang sama, Presiden Joko Widodo menegaskan jangan sampai Indonesia hanya menjadi pasar di tengah pesatnya perkembangan industri digital. Dia berharap ekonomi digital dapat memberikan manfaat kepada perekonomian dalam negeri dan masyarakat.
Jokowi mencatat nilai ekonomi digital di Indonesia pada 2015 mencapai US$8 miliar atau sekitar Rp120 triliun.
Angka tersebut tumbuh lebih dari 4 kali lipat pada tahun lalu menjadi US$40 miliar atau Rp560 triliun.
Pada 2025, dia memprediksi nilai ekonomi digital di Indonesia akan tumbuh jauh lebih besar atau menjadi US$133 miliar.
Selain itu Indonesia sat ini tercatat dalam daftar 5 besar negara dengan perusahaan rintisan atau startup teraktif setelah Amerika Serikat, India, Inggris, dan Kanada. Hal itu dicapai dengan jumlah perusahaan rintisan sebanyak 2.193.
“Ada 1 dekakorn, ada 4 unikorn, dan salah satu [pendirinya] saya jadikan menteri,” kata Jokowi.
Istilah dekakorn merupakan gelar yang diberikan kepada startup yang memiliki valuasi lebih dari US$10 miliar. Sementara itu unikorn adalah perusahaan rintisan dengan valuasi lebih dari US$1 miliar.
Berdasarkan CB Insight, Gojek yang didirikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim tergolong sebagai decacorn. Tokopedia, Ovo, Bukalapak, dan Traveloka menjadi perusahaan rintisan yang telah memiliki valuasi lebih dari US$1 miliar.
Menurut Jokowi, ekonomi digital Indonesia dapat berkembang lebih jauh lagi.
Perusahaan rintisan dapat memanfaatkan jumlah penduduk Indonesia yang keemapt terbesar di dunia, atau sebanyak 267 juta jiwa. Pun penetrasi pasar internet setiap tahun masih terus tumbuh.
Pada tahun lalu pasar internet, kata Jokowi, naik dari 55 persen menjadi 65 persen. Pada 2018 pengguna internet di Indonesia telah mencapai 171 juta atau bertambah 100 juta dalam 10 tahun terakhir.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR