Sementara itu, Peter Barcak selaku CEO dan Co-Founder CredoLab, menjelaskan bahwa kebanyakan bank dan pemberi pinjaman selalu bergulat dengan pertanyaan “apakah nasabah mampu membayar?” dan “akankah nasabah mau membayar?”.
“Solusi GBG akan menunjukkan perilaku mencurigakan dari calon nasabah yang “tidak dapat atau tidak mampu membayar”, dan Skor Risiko perilaku CredoLab akan memperkecil kemungkinan dan potensi calon nasabah nakal yang cenderung tidak memiliki minat untuk membayar cicilan kredit,” terang Barcak.
Sekadar informasi, saat ini GBG telah bekerja sama dengan 4 bank Tier 1 (BUKU 4) di Indonesia dan memiliki implementasi aktif di lebih dari 30 negara.
Sedangkan CredoLab, telah memberikan Layanan Skor Risiko Kredit kepada 7 bisnis pinjaman di Indonesia dan 70 institusi keuangan lainnya di 21 negara.
Kemitraan ini akan memungkinkan semua bank di Indonesia baik konvensional dan digital serta pemberi pinjaman digital untuk dapat mengakses populasi masyarakat yang belum tersentuh layanan bank dan kredit (unbanked), memberi persetujuan pada calon nasabah berkualitas dengan data yang diperlukan untuk mempercepat orientasi, mendeteksi fraud, dan mengurangi biaya operasional.
Baca Juga: Indosat Berhasil Raih Frost & Sullivan Indonesia Excellent Award 2020
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR