Penulis: Geoff Soon, Managing Director Snowflake untuk wilayah Asia Selatan.
Seiring dengan revolusi digital yang mengubah bidang pelayanan kesehatan dan life science, berbagai organisasi dan individu mulai memperoleh manfaat dari tren-tren baru yang menggunakan data secara inovatif untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi pasien.
Menurut laporan Deloitte, Pasar Rekam Kesehatan Elektronik (Electronic Health Record/EHR) di Asia Pasifik hingga 2023 diproyeksikan akan memperoleh Tingkat Pertumbuhan Tahunan Majemuk (Compound Annual Growth Rate/CAGR) sebesar 5,7%.
Dengan adanya investasi besar-besaran dari pemerintah, sektor swasta dan organisasi nirlaba, pasar EHR di Asia Pasifik diramalkan mengalami pertumbuhan tercepat dibandingkan kawasan lainnya.
Secara keseluruhan, pasar teknologi medis di Asia Pasifik diprediksi bernilai US$133 miliar pada tahun 2020.
Pasar perangkat medis di Indonesia sendiri diproyeksikan tumbuh dengan tingkat CAGR 2017–2022 sebesar 9,6% hingga mencapai US$1,5 miliar pada tahun 2022.
Perubahan demografi, pertumbuhan populasi dan situasi ekonomi yang sangat dinamis di Asia Pasifik menyebabkan kebutuhan akan transformasi digital di bidang pelayanan kesehatan dan life science semakin mendesak.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan, pemanfaatan inovasi dan terobosan digital menjadi sesuatu yang mutlak.
Hasil survei yang dilakukan terhadap berbagai perusahaan lintas sektor, yang mencakup pemerintah serta asosiasi industri Australia dan Indonesia, menunjukkan bahwa sektor kesehatan digital Indonesia tumbuh 60% per tahun dan diperkirakan akan bernilai hampir US$1 miliar pada tahun 2023.
Agar tidak tertinggal, organisasi pelayanan kesehatan perlu memanfaatkan teknologi seperti platform data berbasis cloud sebagai bagian dari transformasi digital mereka.
Teknologi ini membantu para penyedia layanan kesehatan membangun infrastruktur data yang mendukung kebutuhan pengelolaan data di masa depan dan mengubahnya menjadi wawasan yang dapat ditindaklanjuti.
Dengan fleksibilitas, keamanan dan kemudahan akses yang ditawarkan teknologi berbasis cloud, keempat tren baru berikut ini menunjukkan potensi besar dan dapat berkontribusi terhadap transformasi industri layanan kesehatan di Asia Pasifik.
1. Layanan Kesehatan Seluler (Mobile Health)
Indonesia adalah negara dengan pertumbuhan ekonomi internet tercepat di Asia Tenggara. Penelitian Google & Temasek memperkirakan nilai ekonomi internet Indonesia pada tahun 2025 akan mencapai US$174 miliar dengan CAGR lebih dari 40%. Faktor utama yang memengaruhi pertumbuhan ini adalah hadirnya aplikasi seluler.
Aplikasi data kesehatan seluler, atau mHealth, juga semakin populer karena pasien dapat mengakses informasi kesehatan mereka setiap saat, antara lain melihat rekam medis, berkomunikasi dengan tim layanan kesehatan, serta mengatur janji temu dokter, dan tagihan 24 jam sehari, tujuh hari seminggu.
Pengelolaan data pasien secara swalayan dimungkinkan berkat sistem EHR terpusat, sehingga pasien dapat menelusuri informasi kesehatan mereka dengan lebih baik.
Seiring meningkatnya kepercayaan pelanggan terhadap aplikasi data kesehatan seluler, pasar mHealth global diprediksi akan tumbuh dengan CAGR sebesar 33,5% hingga tahun 2020.
Di Asia Pasifik, perluasan pangsa pasar mHealth sangat dipengaruhi oleh meningkatnya kesadaran masyarakat akan penyakit serta semakin cepatnya masyarakat mengadopsi teknologi seluler.
Perkembangan mHealth menimbulkan peluang untuk menjembatani kesenjangan antara kebutuhan medis masyarakat yang semakin meningkat dan infrastruktur layanan kesehatan yang baru mulai bangkit di kawasan ini.
Baca Juga: Inilah Teknologi Pendorong Produktivitas Kerja Di Rumah Saat Pandemi
2. Analisis Genom
Terobosan dalam penelitian genom dan pengurutan DNA telah mendorong pertumbuhan pengobatan presisi, yang juga dikenal sebagai pengobatan personalisasi.
Pengobatan presisi memerlukan pemahaman menyeluruh terhadap genom lengkap pasien, yang dirangkum melalui analisis sejumlah petabita data genetik.
Seiring integrasi beragam data pada sejumlah cabang pengobatan presisi, bidang genomika kini berkembang dengan pesat.
Salah satu contohnya adalah farmakogenomika, yang menyertakan data klinis dan data terkait obat ke dalam analisis data genom pasien untuk menentukan efektivitas obat dan risiko efek samping pada pasien tertentu.
Aplikasi genomika berbasis penelitian sangat beragam dan terus berevolusi, mulai dari inisiatif untuk mengidentifikasi genotipe (genotyping) hingga penyuntingan genom (genome editing) dan analisis epigenetik (epigenetic analysis) tingkat lanjut.
Seperti dikutip dari perusahaan manajemen global L.E.K. Consulting, “Kita baru menginjak tahap awal revolusi genomika.”
3. Internet of Medical Things (IoMT)
IoMT terdiri dari ekosistem perangkat dan aplikasi medis yang terhubung ke sistem IT layanan kesehatan melalui internet.
Ekosistem ini meliputi serangkaian perangkat yang terhubung ke internet, seperti alat kesehatan yang dapat dipakai, alat pelacak dan pemantau pasien dari jarak jauh, tempat tidur rumah sakit yang dilengkapi sensor, sistem pelacakan pemberian obat dan sistem pelacakan inventaris suplai dan peralatan medis.
Ekosistem IoMT yang meluas ini mengubah layanan kesehatan dan meningkatkan pelayanan terhadap pasien dengan memungkinkan pemantauan pasien kronis dari jarak jauh, memperbaiki pengelolaan obat dan memberikan pengalaman kepada pasien yang lebih baik. IoMT juga meningkatkan keamanan suplai medis dan mengurangi biaya.
Untuk memperoleh manfaat IoMT, organisasi layanan kesehatan mulai berinvestasi besar-besaran pada bidang yang menjanjikan ini, sehingga pasar IoMT diperkirakan akan bernilai US$188 miliar pada tahun 2024.
Kawasan Asia Pasifik, yang dihuni 50% populasi dunia, diprediksi akan mengalami peningkatan CAGR tertinggi selama beberapa tahun mendatang.
Baca Juga: Mencermati Proses Manufaktur dan Jenis Pekerjaan Baru di Industry 5.0
4. Teknologi Baru
Teknologi baru, seperti AI, machine learning dan blockchain, menjanjikan masa depan yang cerah bagi bidang layanan kesehatan dan life science.
Organisasi layanan kesehatan dapat memberikan manfaat yang tak terhingga kepada pasien dan pelanggan, mulai dari layanan pasien yang meningkat hingga penelitian medis dan analisis uji klinis yang semakin cepat.
Sebagai contoh, perusahaan biofarmasi mulai mempertimbangkan penerapan AI dan machine learning dalam penemuan obat, pengobatan presisi serta pencitraan dan diagnostik medis.
Menurut Deloitte, “Dengan transformasi digital, perusahaan biofarmasi akan menggunakan teknologi untuk mempercepat inovasi, merampingkan proses, dan menyingkirkan penghalang. Teknologi AI akan berada di garis depan proses transformasi ini."
Baca Juga: Praktik-praktik Keamanan Siber Ketika Kembali Bekerja di Kantor
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR