Berlangsung hampir setahun, pandemi COVID-19 di Indonesia mendongkrak aktivitas social commerce hingga tiga kali lipat, ungkap Qiscus.
Perusahaan teknologi penyedia platform percakapan multichannel ini menyebutkan bahwa lonjakan tersebut dimulai sejak awal kuartal dua 2020, yang merupakan fase awal Covid-19 masuk Indonesia, dan terus meningkat tajam hingga akhir kuartal 4 2020 dan awal 2021.
Pagebluk COVID-19 yang terjadi hampir sepanjang tahun 2020 di Indonesia membawa dampak yang serius di berbagai aspek perekonomian, termasuk sektor retail. Di sektor ini, tekanan semakin tinggi seiring dengan penurunan permintaan konsumen yang mencapai 50%, sementara fixed cost tetap harus dibayarkan.
Menurut Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja, ada sekitar 20% peritel yang tidak dapat bertahan selama situasi pandemi, seiring penurunan frekuensi aktivitas masyarakat di luar rumah. Perkiraan ini berdasarkan data tingkat hunian di pusat perbelanjaan yang menurun drastis dibandingkan situasi normal, yaitu hanya 70% - 80%.
Menyikapi situasi ini, banyak pelaku bisnis membuka kanal penjualan di platform online dan berinteraksi dengan konsumen melalui aplikasi chat sebagai alternatif untuk mendongkrak penjualan. Hal ini divalidasi oleh catatan Badan Pusat Statistika (BPS) yang menyebutkan terdapat lonjakan penjualan online hingga 480% di tengah tahun lalu jika dibandingkan dengan awal tahun saat COVID-19 belum meluas di Indonesia.
Data dari Qiscus juga menyebutkan jumlah pengguna platform chat untuk kebutuhan bisnis pada tahun 2020 juga mengalami peningkatan tajam hingga tiga kali lipat jika dibandingkan tahun 2019, dengan cakupan bisnis dari 23 industri dengan 13 use cases yang beragam.
CEO Qiscus, Delta Purna Widyangga, menyebutkan kenaikan yang signifikan ini sesuai dengan hasil riset McKinsey yang dirilis pada masa awal penyebaran COVID-19 ke berbagai negara di dunia. “Seperti riset yang dilakukan McKinsey, di satu sisi COVID-19 memang telah mengakselerasi proses transformasi digital kita. Dari yang tadinya diprediksi akan bertransformasi di lima tahun yang akan datang, menjadi hanya 8 minggu, terutama bagi konsumen dan pelaku bisnis. Tidak hanya di Indonesia, tapi di berbagai negara di dunia. Jadi kenaikan tren social commerce, dengan chatting sebagai medium komunikasi antara bisnis dengan konsumen, hingga tiga kali lipat ini sangat masuk akal,” ujarnya.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR