Saat pandemi Covid-19 terjadi, perusahaan memperkuat ketangguhan bisnis untuk beradaptasi dengan situasi pandemi, yakni dengan menjalankan aktifitas bekerja dari rumah (work from home), perdagangan menggunakan platform digital, dan automasi. Hal ini membuat perusahaan tak lagi berfokus pada strategi antisipasi disrupsi bisnis.
Setelah pandemi Covid-19, perusahaan mulai mempersiapkan strategi untuk menghadapi potensi disrupsi bisnis lainnya yang akan muncul di masa depan. Investasi digital tidak hanya bertujuan untuk mempersiapkan perusahaan beradaptasi dengan krisis saat ini, tetapi juga mendapatkan keuntungan dari perubahan yang mungkin terjadi.
Marketing & Solution Director Lintasarta Ginandjar, menuturkan bahwa dunia bisnis mulai merasakan kebutuhan akan adaptasi teknologi yang semakin cepat. Kehadiran pandemi Covid-19. Hal ini, katanya, justru menjadi katalisator yang menyebabkan permintaan akan implementasi digitalisasi di semua lini datang secara serentak.
“Cloud hadir sebagai solusi dengan membawa berbagai kemudahan dan keunggulan, terutama untuk mendukung implementasi digital,” katanya dalam acara yang sama.
Kendati demikian, transformasi digital tidak dapat terjadi dalam satu malam. Perusahaan berorientasi digital membutuhkan perencanaan yang matang dan melalui peta jalan rencana transformasi digital tersebut. "Dalam penyusunan tahapan transformasi digital pada sebuah bisnis, dibutuhkan fundamental yang kuat, seperti kesiapan, dan kematangan infrastruktur, salah satunya Cloud," ucap Ginandjar.
Selama 33 tahun Lintasarta hadir di Indonesia, 10 tahun terakhir ini Lintasarta Cloud telah melayani berbagai jenis industri di Indonesia dalam memenuhi kebutuhan penyimpanan data yang reliable, secure, dan scalable.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR