Andal berarti memungkinkan pelanggan Qiscus mampu menyediakan customer service yang selalu tersedia. Sementara fleksibilitas dibutuhkan karena Qiscus melayani banyak pelanggan dari berbagai industri yang memiliki keunikan masing-masing. “Komponen penghematan biaya juga penting agar kami bisa menyediakan layanan yang terjangkau. Ketiga kebutuhan ini adalah alasan kami memilih AWS,” ungkap Delta.
Apa saja solusi cloud yang dimanfaatkan Qiscus saat ini? Di antaranya, Amazon Elastic Cloud Compute (EC2) untuk meningkatkan dan menurunkan instance komputasi dengan sangat cepat, Amazon Relational Data Service (RDS) untuk memperkuat keandalan database Qiscus, layanan pencarian Amazon OpenSearch, dan solusi untuk aplikasi Kubernetes Amazon Elastic Kubernetes Service (EKS).
Selain teknologi AWS, Qiscus juga meraih manfaat dari program AWS Activate yang ditujukan untuk startup-startup baru. “Kami sangat terbantu dengan keanggotaan kami di AWS Activate ketika kami masih mencari product-market fit atau mencocokkan produk kami dengan permintaan pasar di tahap-tahap awal kami, serta mengidentifikasi beberapa permasalahan yang dapat kami jawab dengan solusi Qiscus,” ujar Delta.
Wujudkan Strategi Omnichannel
Berbeda dengan dua perusahaan sebelumnya, The Body Shop adalah perusahaan yang bertransformasi ke cloud. Diimplementasikan pada tahun 2017, cloud dimanfaatkan The Body Shop untuk platform e-commerce, aplikasi mobile, dan sistem loyalty. Saat ini, menurut Yulianto Anto, General Manager of IT, The Body Shop Indonesia, aplikasi-aplikasi yang bersifat kritis juga sudah ditempatkan di cloud.
Telah memiliki 150 gerai fisik yang tersedia di 42 kota di Indonesia, serta 2 kanal daring yakni situs web dan aplikasi mobile, The Body Shop Indonesia menetapkan omnichannel sebagai strategi bisnisnya saat ini. Gerai brick-and-mortar tetap dipertahankan karena pelanggan masih membutuhkan pengalaman langsung dan menggunakan pancaindera untuk mencoba berbagai produk. “Pengalaman ini hanya bisa didapatkan ketika mereka berkunjung sendiri ke toko,” jelas Yulianto.
Ia menambahkan, dengan menerapkan platform multichannel, perusahaan yang hampir tiga dekade beroperasi di Indonesia ini dapat menjangkau pasar yang lebih luas dan memberikan nilai tambah, seperti katalog produk dan pembelian secara daring. Hingga kini, The Body Shop telah mencatat 1 juta pengguna aktif platform digital setiap bulannya. “Sebelum pandemi, penjualan online hanya berkontribusi 3 persen terhadap pemasukan. Sekarang, angka tersebut sudah melonjak ke hitungan double digit,” ungkap Yulianto.
Yulianto mengatakan, perusahaan sudah melewati masa di mana kebijakan PSBB (pembatasan sosial berskala besar) dan penutupan pusat perbelanjaan serta mall diberlakukan hingga perekonomian berangsur-angsur pulih. “Namun, kami bangga bahwa The Body Shop adalah salah satu peritel yang mampu bertahan hidup melewati kondisi yang sangat tidak mudah itu. Ini tidak bisa dipisahkan dari penggunaan teknologi cloud AWS yang memampukan kami untuk berinovasi dengan cepat,” tambahnya.
Salah satu solusi AWS yang dirasakan paling bermanfaat bagi The Body Shop Indonesia adalah Amazon EC2 Auto Scaling. Dengan solusi ini, perusahaan dapat meningkatkan dan menurunkan kapasitas berdasarkan kebutuhan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Yulianto mencontohkan manfaat Auto Scaling saat The Body Shop berpartisipasi dalam eventi Harbolnas (Hari Belanja Online Nasional) tahun lalu. Fitur Auto Scaling memungkinkan infrastruktur The Body Shop mampu menangani lebih dari 3 ribu pengguna di saat yang bersamaan.
The Body Shop juga memanfaatkan AWS Lambda untuk membangun middleware untuk mengintegrasikan berbagai metode pembayaran dan logistik sesuai dengan permintaan pelanggan.
Namun The Body Shop tidak berhenti di situ karena perusahaan masih terus merapikan berbagai proses di backend serta proses internal perusahaan. “Tentu dengan dukungan cloud, agar bisa beralih ke platform omnichannel sesungguhnya yang mengintegrasikan kanal-kanal online dan offline milik The Body Shop sebagai satu kesatuan yang utuh,” ujar Yulianto Anto.
Country Manager, Indonesia, AWS, Gunawan Susanto mengutarakan rasa bangga AWS karena dapat menjadi bagian dari cerita para pelanggan AWS, seperti Traveloka, Qiscus, dan The Body Shop. “Dedikasi yang tinggi terhadap pelanggan adalah salah satu prinsip utama kami di AWS. Peluncuran AWS Asia Pacific (Jakarta) Region sekaligus merupakan penguatan komitmen kami untuk berbuat lebih banyak dan berkontribusi lebih besar bagi Indonesia,” ujar Gunawan.
Seperti diberitakan sebelumnya, AWS Asia Pacific (Jakarta) Region dijanjikan beroperasi akhir tahun ini atau awal 2022. Jakarta Region adalah satu dari enam Region terbaru AWS. Saat ini AWS sudah memiliki dan mengoperasikan 25 Region yang membawahi sebanyak 81 Availability Zone di seluruh dunia.
Baca juga: AWS Segera Operasikan Data Center di Indonesia, Ini Manfaat yang Bakal Didapat
Baca juga: Manfaatkan Solusi AWS, Startup Mamikos dan SiCepat Mampu Hadapi Tantangan di Masa Pandemi
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR