Facebook bakal mengucurkan dana investasi 10 miliar dolar AS atau sekitar Rp141 triliun ke Facebook Reality Labs.
Facebook Reality Labs sendiri adalah divisi Facebook yang bertugas mewujudkan mimpi 'metaverse' untuk mengembangkan hardware, software, hingga konten AR dan VR.
"Kami berkomitmen untuk mewujudkan visi jangka panjang ini dan kami berharap dapat meningkatkan investasi kami untuk beberapa tahun ke depan," ujar Facebook dalam laporan pendapatan kuartal tiga (Q3) 2021 seperti dikutip The Verge.
Facebook Reality Labs dalah divisi yang sudah membuat headset Oculus Quest dan perangkat Portal yang kini diposisikan sebagai produk besar perusahaan.
Facebook memprediksi teknologi augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) adalah generasi berikutnya dari pengalaman berselancar di media sosial di masa depan.
Facebook juga akan mulai melaporkan pendapatan khusus untuk segmen Reality Labs. Ini merupakan pertanda bagi investor bahwa Reality Labs adalah bisnis penting Facebook dan perlu dinilai secara terpisah saat ini.
Ada rumor yang beredar, Facebook sengaja menggulirkan metaverse untuk mengalihkan perhatian dari laporan pendapatan perusahaan karena Facebook tidak berhasil memenuhi ekspektasi pendapatan yang ditargetkan.
Facebook beralasan bahwa hal ini disebabkan dari sejumlah faktor, mulai dari Covid-19, ekonomi, hingga fitur anti iklan bertarget (App Tracking Transparency) milik Apple.
Metaverse
Perusahaan raksasa jejaring sosial Facebook bakal melakukan rebranding atau mengganti nama perusahaan yang sudah dipakai sejak pada 2014.
Facebook akan mengumumkan nama terbarunya pada ajang konferensi tahunan Facebook Connect pada 28 Oktober.
Alasannya, Facebook akan fokus untuk membangun 'metaverse', menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Jika rumor itu benar, maka Facebook akan menjadi salah satu layanan di bawah sebuah perusahaan induk yang membawahi beberapa layanan lain yang selama ini tergabung dengan Facebook, Instagram, WhatsApp, dan Oculus.
Rencana kebijakan rebranding Facebook itu juga pernah dilakukan Google pada 2015 yang menjadikan Alphabet menjadi perusahaan induknya.
Facebook menggambarkan Metaverse sebagai "dunia online yang ditinggali orang-orang, di mana mereka saling berkomunikasi di ruang virtual". Zuckerberg memiliki visi bahwa metaverse adalah kelanjutan dari internet mobile yang menggabungkan virtual reality (VR) dan augmented reality (AR).
"Alih-alih hanya melihat konten, Anda berada di dalamnya. Anda merasakan kehadiran orang-orang di berbagai tempat dan melakukan hal-hal yang tak bisa diwujudkan lewat aplikasi 2D atau situs web, seperti misalnya berdansa," ujar Zuckerberg beberapa waktu lalu sepeti dilansir The Verge.
Dalam metaverse, pengguna akan memakai teknologi seperti headset VR Oculus untuk meeting, berjalan-jalan, hingga belanja di ruang virtual.
Bahkan, Facebook telah merekrut 10.000 karyawan di Eropa dalam kurun waktu 5 tahun ke depanuntuk membangun mimpi metaverse tersebut. Rencananya, Facebook akan mencari teknisi dengan skill tinggi ini di negara seperti Jerman, Prancis, Italia, Spanyol, Polandia, Belanda, hingga Irlandia.
Nick Clegg selaku Head of Global Affairs Facebook dan Javier Olivan sebagai Vice President of Central Products Facebook, mengaku bahwa Eropa adalah pasar penting bagi perusahaan.
"Dari ribuan karyawan di Uni Eropa, hingga jutaan bisnis yang menggunakan aplikasi dan alat kami setiap hari, Eropa adalah bagian besar dari kesuksesan kami," ujar mereka sebagaimana dilaporkan CNBC.
Menurut Clegg dan Olivian, kebutuhan akan teknisi dengan kemampuan tinggi adalah salah satu prioritas tinggi yang dikejar Facebook.
“Kami berharap dapat bekerja sama dengan pemerintah di seluruh UE untuk menemukan orang yang tepat dan pasar yang tepat untuk memajukan ini, sebagai bagian dari upaya perekrutan yang akan datang di seluruh kawasan," ujarnya.
Tak hanya Facebook, perusahaan teknologi lain seperti Microsoft, Roblox, dan Epic Games juga mulai menyiapkan investasi besar demi mengembangkan metaverse versi mereka sendiri.
Nama Baru Facebook
Ada kemungkinan nama baru ini berkaitan dengan Horizon, yakni aplikasi Facebook versi VR yang telah dikembangkan selama beberapa tahun terakhir, tapi belum dirilis.
Nama aplikasi tersebut belakangan diubah menjadi Horizon World setelah Facebook mendemonstrasikan Horizon Workrooms, salah satu turunannya yang ditujukan untuk mendukung kolaborasi virtual di lingkungan kerja.
Source | : | The Verge |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR