Selain itu, 70 persen masyarakat yang merencanakan bepergian juga cenderung menggunakan kendaraan pribadi dibanding transportasi umum.
Tak ayal bila durasi masyarakat berwisata pun lebih lama. Sekitar 70 persen masyarakat akan berwisata selama 3 hingga 7 hari. Sebanyak 15 persen lainnya bahkan akan berwisata lebih dari 7 hari.
“Ini artinya kita akan melihat kepadatan mobil pribadi baik di jalan raya maupun di tempat wisata dan kuliner hingga Tahun Baru 2022,” tutur Rajiv.
“Meskipun ramai, sangat penting bagi pelaku bisnis wisata dan kuliner untuk tidak lengah dengan protocol Kesehatan. Terlebih lagi kepatuhan tempat-tempat publik dalam menerapkan protokol Kesehatan menjadi salah satu alasan dominan kembalinya masyarakat bepergian,” tambahnya lagi.
Lebih lanjut, dalam laporan ini SurveySensum juga menemukan dua kubu. “Yang menarik di akhir tahun 2021 ini adalah terbaginya optimisme wisata masyarakat menjadi dua kubu. Sementara 42 persen masyarakat sudah merencanakan bepergian, 58 persen masyarakat lainnya masih menahan diri,” terang Rajiv.
SurveySensum 2021 Holiday Shopping Trends Report mengungkapkan alasan terbesar yang menahan diri adalah kekhawatiran terhadap COVID yang masih tinggi (72 persen), tempat-tempat wisata yang belum menerapkan protokol kesehatan (49 persen), dan banyaknya masyarakat yang belum divaksin (48 persen).
Selain itu, 41 persen di antara mereka juga mengkhawatirkan munculnya gelombang COVID ke-3, terlebih lagi dengan perkembangan Virus COVID-19 varian Omnicron.
Alih-alih bepergian, 61 persen dari mereka akan menghabiskan akhir tahun di rumah atau bekerja seperti biasa.
Kalaupun merasa perlu hiburan, mereka akan keliling kota (29 persen) atau wisata kuliner di sekitar tempat tinggal (23 persen) bersama keluarga.
Baca Juga: Tokopedia Ungkap Tren Belanja Online di Indonesia Jelang Akhir Tahun
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR