Aaron dan timnya merupakan rekan satu kampus di sekolah startup Purwadhika. Meski berasal sari satu kampus, bukan berarti kerja sama mereka berlangsung tanpa hambatan. Aaron menyebutkan tantangan terbesar mereka adalah kedisiplinan dan prinsip dari para founder. “…kami harus bisa menjaga agar tetap bisa satu misi dan satu visi ke depannya,” sebut Aaron. Ia juga menambahkan, tantangan lainnya adalah mencari sales/penjualan yang terus-menerus setiap harinya. “Untuk menghadapi tantangan itu, kami harus benar-benar tetap kompak, setiap hari harus meeting dan bertemu untuk brainstorming, dan sebagainya,” tambah Aaron.
Tidak mengherankan jika saat memulai Foodish Market, Aaron dan timnya benar-benar menggunakan biaya pribadi. “...hanya membayar biaya hosting dan domain saja, [sedangkan] untuk development website, kami sudah bisa handle sendiri karena founder kami sudah lengkap di bidangnya masing-masing,” jelas Aaron.
Namun Aaron tidak menutup kemungkinan untuk mencari investor. Hal ini menurutnya perlu dilakukan demi mendukung rencana mereka untuk membesarkan Foodish Market. “…mungkin dalam waktu dekat kami akan mencari investor demi kelangsungan hidup startup kami dan mungkin melakukan marketing yang agak besar biayanya demi mengembangkan awareness pada masyarakat,” urai Aaron.
Foodish Market sendiri menurut Aaron, meski belum pernah mengikuti kompetisi, mereka kerap hadir sebagai exhibitor jika ada event yang berhubungan dengan startup. Ia pun berharap Foodish Market dapat makin berkembang layaknya startup lain.
Penulis | : | Indah PM |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR