Tidak hanya itu, Schneider Electric Cikarang juga telah menerapkan energi terbarukan dengan PLTS yang menghasilkan hingga 228MWh per tahun dan telah mengurangi emisi karbon hingga 181 ton CO2 per tahun atau setara dengan menanam 900 pohon per tahun.
Lebih dari dua puluh persen (> 20%) dari konsumsi energi bulanan di pabrik saat ini dihasilkan dari tenaga surya dan ditargetkan untuk mencapai 100 persen energi terbarukan pada tahun 2025.
Joko Sutopo, Plant Director Schneider Electric Cikarang menyampaikan, “Prinsip Electricity 4.0 yang menggabungkan teknologi digital dengan elektrifikasi dari sumber energi bersih merupakan kunci penting dalam mendukung kesuksesan pencapaian target sustainability. Perangkat yang terhubung dengan IoT dan monitoring software, serta pengelolaan data secara real-time dapat memberikan visibilitas yang lebih baik terhadap konsumsi dan kebutuhan energi, meningkatkan efisiensi, menekan emisi karbon dan mengoptimalkan pemeliharaan aset.”
Dari sisi SDM, Joko menjelaskan bahwa Schneider Electric juga melakukan transformasi dalam pola pikir dan peningkatan kompetensi digitalnya.
“Kami juga mendorong kreativitas SDM kami dalam menciptakan solusi hijau dan sustainable di lingkungan pabrik baik itu dalam proses operasional, pelestarian keanekaragaman hayati dan pengembangan komunitas lokal,” cetus Joko.
Sementara itu, Kenichiro Yoshida, Presiden Direktur PT. East Jakarta Industrial Park mengapresiasi kepemimpinan Schneider Electric Cikarang dalam inisiatif digitalisasi dan sustainability di kawasan industri.
“Kami selalu mendukung inisiatif-insiatif proaktif dari para tenan kami baik itu terkait penerapan teknologi maupun upaya sustainability yang dapat meningkatkan produktivitas dan kontribusinya pada lingkungan dan masyarakat. Seperti halnya yang dilakukan Schneider Electric Cikarang. Tentunya inisiatif seperti ini diharapkan dapat menjadi contoh success story yang akan mendorong lebih banyak lagi pelaku industri di Kawasan EJIP untuk segera bertransformasi menjadi pabrik pintar dan sustainable,” terang Kenichiro.
Adapun Kawasan EJIP berdiri sejak 1990 dengan luas area 320 ha, dan memiliki 89 tenan di mana lebih dari 80 persen merupakan perusahaan asal Jepang.
Baca Juga: Mengelola Hunian dengan Smart Home untuk Masa Depan yang Berkelanjutan
Baca Juga: Peluang & Tantangan Industri Otomotif Masa Depan di Era e-Mobility
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR