AWS Outposts dan AWS Private 5G adalah produk/layanan AWS (Amazon Web Services) yang telah diungkapkan pada AWS re:Invent yang lampau. AWS Outposts pertama kali dibahas pada AWS re:Invent 2018 dan AWS Private 5G pertama kali diungkapkan pada AWS re:Invent 2021. Pada AWS re:Invent 2022 yang digelar sejak 28 November sampai 2 Desember 2022 lalu di Las Vegas, Amerika Serikat; AWS pun menegaskan bahwa AWS Outposts dan AWS Private 5G terus berkembang. Hal itu terungkap melalui bincang-bincang eksklusif InfoKomputer dengan Jan Hofmeyr (VP, EC2 Edge, Amazon Web Services).
Dengan AWS Outposts organisasi bisa menggunakan sumber daya AWS tertentu seperti halnya menggunakan public cloud AWS, tetapi peranti keras dan lunaknya terletak di organisasi bersangkutan alias on-premises. AWS Outposts membolehkan penggunaan tertentu yang sebelumnya bisa dibilang tidak dimungkinkan, misalnya yang membutuhkan latensi sangat rendah maupun yang perlu memproses dan menyimpan data secara lokal. Ketersediaan umum alias general availability dari AWS Outposts sendiri adalah sejak akhir tahun 2019 lalu. Dengan kata lain, AWS Outposts sudah tersedia secara umum beberapa tahun sebelum AWS re:Invent 2022.
Sementara, AWS Private 5G ditujukan untuk membantu organisasi dalam men-deploy, mengoperasikan, dan mengatur kapasitas private 5G network-nya. AWS mengeklaim dengan AWS Private 5G yang ditawarkannya organisasi akan bisa memulai private 5G network-nya dalam hitungan hari dan bukannya bulan. Private 5G network sendiri adalah jaringan seluler 5G yang sifatnya privat untuk pihak tertentu saja. Private 5G network seperti halnya jaringan Wi-Fi, tetapi menggunakan 5G. Masih berupa preview saat diungkapkan, ketersediaan umum dari AWS Private 5G adalah beberapa bulan sebelum AWS re:Invent 2022, tepatnya sejak sekitar pertengahan Agustus 2022 lalu. Namun saat ketersediaan umumnya itu disampaikan, AWS Private 5G baru mendukung 4G. Dukungan 5G pada AWS Private 5G adalah menyusul.
AWS Outposts
AWS menyebutkan bahwa adopsi AWS Outposts sejauh ini adalah sangat baik. Menariknya, AWS menemukan volume terbesar adopsi AWS Outposts adalah dari para organisasi yang telah menggunakan AWS Outposts sebelumnya. Organisasi-organisasi itu memperluas penggunaan AWS Outposts-nya, contohnya dari satu rak menjadi dua rak, dari dua rak menjadi tiga rak, dan seterusnya. AWS pun mengeklaim perluasan penggunaan AWS Outposts oleh para organisasi tersebut didorong oleh dua hal utama, yakni regulasi dan migrasi. AWS Outposts sendiri sudah tersedia di tanah air, seperti yang InfoKomputer sampaikan di sini.
“On-premises, kami melihat bahwa pada semua volume terbesar, terbesar kami sebenarnya datang dari para konsumen yang memperluas,” ujar Jan Hofmeyr saat berbincang dengan InfoKomputer pada AWS re:Invent 2022 belum lama ini. “Jadi mereka punya satu rak, mereka pergi ke [menjadi punya] dua rak, ke tiga rak, ke enam rak, yang adalah suatu pertanda yang sangat baik, bahwa Anda melihat para konsumen Anda kembali dan memperluas, melihat manfaatnya dan kemudian menumbuhkan [penggunaan] Outposts,” tambahnya mengenai perkembangan adopsi AWS Outposts.
Regulasi yang dimaksud AWS adalah seperti regulasi negara bagian di Amerika Serikat yang mengharuskan transaksi tertentu yang dilakukan perusahaan tertentu terjadi di dalam negara bagian tersebut; datanya tidak boleh meninggalkan negara bagian itu. Bila suatu AWS Local Zone tersedia di negara bagian yang memiliki regulasi yang dimaksud, perusahaan bersangkutan bisa menggunakan AWS Local Zone tersebut. Namun, bila tidak, perusahaan itu bisa menggunakan AWS Outposts. Meningkatnya transaksi tentu membuat AWS Outposts yang dibutuhkan untuk menaganinya meningkat pula.
AWS Local Zones sendiri, mengutip AWS, adalah deployment infrastruktur AWS yang meletakkan komputasi, media simpan, basis data alias database, dan sejumlah layanan tertentu lainnya lebih dekat dengan populasi besar, industri, dan pusat TI. Seperti AWS Outposts, AWS Local Zones juga bisa memberikan latensi sangat rendah serta pemrosesan dan penyimpanan data yang lebih lokal. Misalnya AWS Local Zone di Los Angeles bisa dimanfaatkan organisasi di Los Angeles dalam menggunakan sumber daya AWS tertentu alih-alih AWS Region — klaster pusat data utama AWS untuk suatu wilayah geografis — yang lebih jauh sehingga beroleh latensi lebih rendah. Ditenagai kumpulan AWS Outposts, AWS Local Zones diklaim memiliki adopsi yang sangat baik. AWS pun akan terus menghadirkan AWS Local Zones baru di berbagai belahan dunia.
Adapun untuk migrasi, lebih pada perusahaan besar. AWS mengatakan banyak perusahaan besar memiliki pusat data alias data center yang besar dan seluruh data maupun aplikasi mereka berjalan di pusat data tunggal tersebut. Kadang kala sulit bagi para perusahaan besar itu untuk memindahkan data maupun aplikasi mereka ke public cloud AWS, misalnya karena perihal data locality dan karena persyaratan latensi antara aplikasi. Dengan mengadopsi AWS Outpost, mereka bisa memulai secara perlahan migrasi ke AWS Outpost — bisa menggunakan sumber daya AWS tertentu. Dengan bertambahnya migrasi yang dilakukan, bertambah pula AWS Outposts yang diperlukan.
KOMENTAR