“Saat itu, kami melihat banyak nelayan yang masih belum memiliki kehidupan yang layak. Dan fakta itu menggerakkan kami untuk membuat Fishku yang dapat berkontribusi dalam mendorong perekonomian laut dan khususnya nelayan,” lanjut Muthia.
Pengembangan aplikasi ini pun tidak luput dari tantangan. Dalam proses integrasi ML, tim Fishku perlu mengumpulkan data sebanyak mungkin agar fitur pendeteksi kesegaran ikan bisa berfungsi optimal dan memiliki akurasi yang tinggi.
Kendala kedua mereka adalah setiap anggota tim Fishku tinggal di kota yang berbeda. Ini mendorong mereka untuk berkomunikasi untuk menjaga alur kerja secara rutin.
“Meskipun kami menghadapi berbagai tantangan, kami bersyukur memiliki dua mentor yang membantu kami memberikan masukan dan insights teknologi, bisnis, dan pemasaran untuk Fishku. Mereka terus memberikan kami semangat dan sangat komunikatif dengan proses pengembangan kami,” ungkap Rhamdan Syahrul Mubarak, Machine Learning Engineer, Fishku.
Ke depannya, Fishku juga ingin terus mengembangkan aplikasi dan menawarkan fasilitas unggul lainnya. Setelah memaksimalkan fitur deteksi kesegaran ikan, Fishku berencana mengembangkan fitur untuk mendeteksi titik sebaran ikan di laut melalui satellite imagery.
Baca Juga: Cerita Dua Perempuan Lulusan Program Bangkit yang Akhirnya Berkarier di Bidang IT
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR