Pengguna di Amerika Serikat (AS) akan mendapatkan akses ke Search Generative Experience dalam beberapa pekan mendatang melalui daftar tunggu. Fase uji coba Google akan memantau kualitas, kecepatan, dan biaya hasil pencarian. Sedangkan untuk fitur Bard telah tersedia tanpa daftar tunggu di 180 negara dan wilayah dan berencana untuk memperluas dukungannya ke 40 bahasa.
Perbedaan dengan Bard
Bard adalah chatbot dengan persona yang dapat mengadakan percakapan seperti manusia dan digunakan untuk kolaborasi kreatif. Misalnya, membuat kode perangkat lunak atau menulis keterangan untuk foto.
CEO Google Sundar Pichai mengatakan Bard menggabungkan luasnya pengetahuan dunia dengan kekuatan, kecerdasan, dan kreativitas model bahasa besar. Bard menggunakan informasi dari web untuk memberikan tanggapan yang segar dan berkualitas.
"Kami sedang mengerjakan layanan AI percakapan eksperimental, didukung oleh LaMDA, yang kami beri nama Bard. Hari ini, kami mengambil langkah maju dengan membukanya untuk penguji terpercaya sebelum membuatnya tersedia lebih luas untuk umum dalam beberapa minggu mendatang," katanya.
Pada tahap awal, Google akan menggunakan model ringan (light model) LaMDA yang membutuhkan daya komputasi yang jauh lebih sedikit, memungkinkan Google untuk menjangkau lebih banyak pengguna, sehingga mendapatkan lebih banyak feedback dari pengguna.
LaMDA atau Language Model for Dialogue Applications adalah kecerdasan buatan berbasis bahasa dan percakapan atau sejenis chatbot. Sistem chatbot itu menggunakan model bahasa Google dan triliunan kata yang berasal dari internet.
Dalam pengembangannya, Google pun akan menggabungkan feedback eksternal dengan pengujian internal untuk memastikan respons Bard memenuhi standar kualitas, keamanan, dan landasan yang tinggi dalam informasi dunia nyata.
“Anda akan melihat fitur AI Bard di kolom Search yang akan menyaring informasi dan memberikan berbagai perspektif ke dalam format yang mudah dicerna, sehingga Anda dapat dengan cepat memahami gambaran besarnya," kata Pichai.
Dalam postingan di Medium, Blake Lemoine yang merupakan insinyur Google di divisi Responsible AI mengungkapkan LaMDA punya akal budi seperti makhluk hidup.
Lemoine menyatakan tugasnya adalah menguji coba apakah kecerdasan buatan itu bisa merspons pertanyaan menggunakan ujaran diskriminatif atau kebencian.
"Tim kami - termasuk ahli etika dan teknologi - telah meninjau kekhawatiran Blake sesuai Prinsip AI kami dan telah memberi tahu dia bahwa bukti tidak mendukung klaimnya," kata juru bicara Google Brian Gabriel kepada The Washington Post, dikutip dari Engadget.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR