Saat ini teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan memegang peranan penting dalam pengembangan inovasi teknologi yang berdampak kepada kehidupan miliaran umat manusia. Munculnya teknologi AI juga menimbulkan kekhawatiran di mata umat manusia karena AI dapat menggantikan pekerjaan manusia di masa depan.
Namun, CEO Airbnb Brian Chesky melihat teknologi AI adalah anugerah yang harus disyukuri umat manusia karena menghadirkan model dan cara baru dalam manusia bekerja. Teknologi AI juga membuat pekerjaan manusia jauh lebih cepat dan efisien.
"Teknologi AI akan mendorong lahirnya jutaan startup baru di dunia. Ini adalah anugerah yang harus disyukuri," katanya.
Chesky mengatakan hasil pekerjaan para insinyur Airbnb jauh lebih produktif dan bagus berkat menggunakan teknologi AI dan AI akan membuat ekosistem pasar semakin dinamis dan kuat.
"Teknologi AI dapat memudahkan para pencari kerja ini untuk membangun perusahaan mereka sendiri dan akan menciptakan pasar kerja yang lebih kuat," katanya seperti dikutip dari Business Insider.
Teknologi AI (artificial intelligence) bukanlah hal yang baru dan telah menjadi teknologi yang terus dieksplorasi di berbagai sektor, tak terkecuali ritel.
Tingkatkan Efisiensi
Penggunaan teknologi AI merupakan salah satu topik hangat di lingkup industri ritel saat ini. Pemanfaatannya dapat menyederhanakan dan meningkatkan kinerja bisnis dan sejauh ini teknologi AI sudah banyak dimanfaatkan untuk layanan pelanggan.
Hal ini dibuktikan dengan kenaikan sebesar 40% pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) antara tahun 2021 dan 2027 di wilayah Asia Pasifik.
Namun demikian, jika melihat kondisi di Indonesia saat ini, penerapan teknologi AI untuk ritel belum sampai menghasilkan automasi atau augmentasi proses yang signifikan.
Menurut penyedia solusi perencanaan ritel terpadu, RELEX Solutions, mengintegrasikan teknologi AI ke dalam peramalan permintaan dan pengoptimalan inventaris sangat memungkinkan dan secara konsisten dapat meningkatkan ketersediaan produk, mengurangi limbah, menyederhanakan proses distribusi, dan meningkatkan efektivitas operasional dalam distribusi dan toko.
Hal ini terutama berlaku untuk industri ritel, di mana kegiatan operasi pasar dilakukan dalam skala yang sangat cepat dan besar.
“Operasional bisnis harus dipastikan berjalan dengan lancar bahkan di tengah perubahan. Penerapan teknologi AI di industri ritel merupakan suatu keharusan bagi bisnis untuk mendorong profitabilitas sekaligus memangkas biaya,” ujar Kristie Davison, Vice President APAC di RELEX Solutions.
“Teknologi AI membantu peritel memangkas biaya berlebih dan mengelola arus kas mereka untuk keberlanjutan bisnis yang lebih baik,” lanjutnya.
Implementasi teknologi AI dalam operasional ritel harian menawarkan sejumlah manfaat bagi peritel Indonesia, antara lain:
1. Mengurangi biaya operasional melalui prakiraan permintaan otomatis
Di tengah gempuran kenaikan harga barang dan jasa, masyarakat Indonesia menjadi lebih peka terhadap pergerakan harga—mulai mencari diskon dan potongan harga, serta menilai toko atau situs mana yang menawarkan harga paling kompetitif.
Agar dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan ini dan lainnya, peritel perlu memanfaatkan automasi dan wawasan berbasis kecerdasan buatan untuk memangkas biaya operasional dan menurunkan biaya barang dan jasa.
Teknologi AI membantu memprediksi dampak dari faktor pendorong permintaan seperti promosi, tawaran harga, tampilan produk, dan data ramalan industri untuk memperkirakan permintaan secara akurat dan mengoptimalkan penyetokan ulang barang-barang.
Bagi kegiatan ritel, hal ini berarti mereka dapat mengalokasikan tenaga kerja mereka dengan lebih baik dan menghindari kerugian.
Perusahaan sekarang dapat menggunakan prakiraan permintaan otomatis yang digerakkan oleh teknologi AI untuk mengurangi biaya operasional sambil tetap memberikan harga yang kompetitif kepada pelanggan.
Perusahaan juga dapat membuat keputusan yang lebih tepat dalam hal pengelolaan inventaris dan aspek bisnis penting lainnya dari kegiatan operasional mereka.
2. Membantu efisiensi pengelolaan inventaris omnichannel
Meskipun peritel diperkirakan akan mengalami peningkatan foot traffic, kanal daring akan terus menjadi lazim karena kemudahan/kenyamanan penggunaan dan penghematan yang mereka tawarkan melalui promosi digital.
Menurut laporan oleh Meta dan Bain & Company pada tahun 2022, Indonesia memiliki mayoritas konsumen digital di Asia Tenggara di mana saat ini terdapat sebanyak 168 juta orang.
Selain itu, Indonesia juga diperkirakan akan terus meningkatkan nilai barang dagangannya (gross merchandise value/GMV) sebesar 17% pada tahun 2027.
Dengan meningkatnya permintaan untuk omnichannel, peritel harus fokus untuk menghilangkan silo di dalam bisnis mereka dan mulai mengelolanya sebagai satu kesatuan yang utuh.
Transformasi ini merupakan tugas berat yang membutuhkan pelaporan real-time yang akurat untuk mengelola ekspektasi pelanggan secara memadai, sehingga penting bagi merek ritel untuk mengintegrasikan solusi yang didukung oleh teknologi AI.
Alat bantu yang tepat memastikan pemenuhan pesanan online dari toko, backorder pelanggan, dan pesanan online diperhitungkan dengan benar dalam peramalan dan perencanaan inventaris, bahkan ketika produk dialihkan dari satu pusat pemenuhan ke pusat pemenuhan lainnya.
3. Memunculkan pengalaman pelanggan yang lebih baik
Jika peritel sampai kehabisan stok, mereka dapat kehilangan penjualan hingga pelanggan. Efisiensi operasi pengisian ulang peritel sangat penting untuk menjaga kepuasan pelanggan dan profitabilitas bisnis.
Namun, sebuah studi terbaru oleh RELEX Solutions menemukan bahwa hampir 50% peritel tidak mengetahui berapa banyak stok yang mereka miliki di setiap toko, yang kemudian menimbulkan kesenjangan dalam pendekatan strategis untuk keakuratan dan tingkat efektivitas pemesanan yang dilakukan perusahaan-perusahaan tersebut.
Untuk tetap berada di radar konsumen, peritel perlu memprioritaskan sistem pengisian stok barang yang efisien dan memenuhi kebutuhan pelanggan tanpa membebani sumber daya.
Mengingat konsumen dapat berbelanja kapan saja dan di mana saja, teknologi AI dan pembelajaran mesin membantu merek menjaga jumlah inventaris yang tepat, memperkirakan perubahan permintaan, dan menyesuaikan pesanan pengisian ulang, sehingga mendorong peningkatan layanan, penjualan, dan kepuasan pelanggan.
Mengingat konsumen dapat berbelanja kapan saja dan di mana saja, merek dapat melayani pelanggan mereka secara lebih efektif dengan menggunakan teknologi AI dan pembelajaran mesin untuk mempertahankan jumlah inventaris yang cukup, mengantisipasi perubahan permintaan, dan menyesuaikan pesanan pengisian ulang.
Source | : | Business Insider |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR