Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan tulang punggung perekonomian domestik di berbagai negara berkat peran pentingnya dalam menggerakkan pasar dalam negeri.
Di Indonesia, terdapat setidaknya 64 juta UMKM atau setara dengan 90% dari total jumlah UMKM di ASEAN. Usaha-usaha kecil ini pun memiliki dampak yang cukup signifikan. Mereka berkontribusi hingga 61% dari total PDB Indonesia, sehingga tak perlu diragukan lagi peran penting UMKM dalam perekonomian nasional.
Meski demikian, kontribusi UMKM terhadap total nilai ekspor Indonesia hanya sekitar 15% di tahun 2022 dan ditargetkan menjadi 17% di tahun 2024 mendatang. Dengan kata lain, perjalanan UMKM Indonesia untuk meraih kesuksesan di pasar global masih panjang.
Lantas, bagaimana cara agar UMKM dapat menembus pasar global meski dengan sumber daya yang terbatas?
Salah satu tantangan utama bagi pelaku UMKM untuk dapat berekspansi ke pasar global adalah perbedaan bahasa. UMKM yang mampu menerjemahkan dan melokalisasi kontennya akan lebih mudah berkomunikasi dengan pelanggan dalam bahasa asli mereka. Dengan demikian, bisnis tersebut pun memiliki peluang lebih besar untuk mencapai kesuksesan berskala internasional.
Survei terbaru yang dilakukan oleh CSA Research menunjukkan bahwa 76% dari pembeli online cenderung membeli produk dengan informasi yang disajikan dalam bahasa mereka sendiri, sedangkan 75% lainnya mengatakan bahwa mereka cenderung membeli produk dari brand yang menyediakan layanan pelanggan dalam bahasa asli mereka.
Survei tersebut juga menemukan bahwa lokalisasi – penyesuaian konten dengan bahasa dan konteks masyarakat lokal – halaman situs dan informasi produk dapat meningkatkan kualitas pengalaman pelanggan dan membangun ikatan pelanggan dengan brand tersebut.
Namun, dimana letak perbedaan antara menerjemahkan dan melokalisasi sebuah konten? Menerjemahkan berarti mengubah teks atau pesan yang disampaikan oleh sebuah bisnis ke dalam bahasa lain.
Namun, lokalisasi melibatkan proses yang lebih dari sekedar mengubah bahasa, di mana lokalisasi berarti mengambil konten yang telah diterjemahkan dan menyesuaikannya dengan preferensi, harapan, dan kearifan lokal.
Proses lokalisasi membutuhkan ketelitian dan pemahaman mendalam tentang budaya dan preferensi target pasar. Lokalisasi bisa dianggap sebagai upaya ekstra, setelah menerjemahkan inti pesan, untuk membuat brand lebih menarik dalam konteks budaya masyarakat lokal.
UMKM memerlukan perangkat yang akurat untuk memulai proses lokalisasi mereka dan memperoleh kesesuaian dengan nuansa lokal. Salah satu teknologi yang dapat membantu UMKM memulai proses ini adalah perangkat penerjemahan berbasis AI.
Perangkat ini melibatkan machine-learning otomatis yang memberikan hasil terjemahan yang akurat secara instan.
Berkat kecepatan dan akurasinya, perangkat penerjemahan berbasis AI sangat tepat digunakan dalam proses lokalisasi untuk mengoptimalkan alur kerja dan meningkatkan efisiensi.
Sejak tahun lalu, David Parry-Jones telah bergabung sebagai Chief Revenue Officer DeepL, dan ia pun berbagi mengenai solusi penerjemahan berbasis AI dari DeepL. DeepL sendiri telah berada di garis terdepan dalam revolusi AI terkini melalui eksperimen pada beragam model bahasa sejak 2017 dengan cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya—dan dari penelitian ini, DeepL Translator pun lahir. Kini, sistem penerjemahan berbasis AI milik DeepL dianggap sebagai perangkat penerjemah paling akurat di dunia.
Tim DeepL telah melakukan serangkaian penelitian inovatif terhadap pelatihan model AI untuk memecahkan tantangan dasar dalam industri mesin penerjemahan, yakni cara menghasilkan terjemahan yang akurat, serta sesuai dengan nuansa dan konteks lokal, sehingga terdengar alami.
DeepL Translator memperhitungkan aspek-aspek linguistik ini, serta beragam terminologi yang secara khusus digunakan dalam industri tertentu. Hal inilah yang menjadikan DeepL solusi penerjemahan yang optimal bagi bisnis yang ingin membuka akses ke pasar dan pelanggan baru.
Pada dasarnya, konten bisnis—baik situs, informasi produk, ulasan pelanggan, maupun interaksi dalam layanan pelanggan—tidak dapat dilokalisasi dengan optimal jika sejak awal konten tersebut tidak diterjemahkan dengan baik.
DeepL memberikan solusi unik untuk masalah ini melalui DeepL Translator yang memberikan hasil terjemahan instan. Perangkat ini juga memperlancar alur kerja dan meningkatkan efisiensi, sebab mudah diintegrasikan ke dalam proses lokalisasi tingkat lanjut.
Lokalisasi bukanlah proses yang dilakukan satu kali saja, melainkan proses yang berkelanjutan – mengingat tiap pasar bersifat dinamis dan selalu berubah. Meski terdengar menantang, perangkat penerjemah berbasis AI seperti DeepL dapat membantu mengatasi hambatan finansial UMKM untuk mencapai pasar global dengan cepat dan mudah—sehingga menjadi solusi yang canggih dan efisien bagi bisnis yang memerlukan terjemahan berkualitas tinggi dalam jumlah besar untuk mendukung upaya mereka menembus pasar internasional.
Baca Juga: Berkat AI dan Neural Network, DeepL Mampu Terjemahkan Akurat dan Alami
Baca Juga: Alat Penerjemahan DeepL Translator Kini Sediakan Bahasa Indonesia
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
KOMENTAR