Raih pendanaan US$4,7 juta, mantan eksekutif NVidia meluncurkan RagaAI, sebuah platform terotomatisasi untuk menguji artificial intelligence (AI).
Maraknya pemanfaatan AI berupa large language model (LLM), computer vision, dan natural language processing (NLP) mendorong terciptanya aplikasi-aplikasi generasi baru yang akan mengubah dan mentransformasi cara kita berinteraksi saat ini.
Oleh karena itu, salah satu fokus utama saat ini adalah memastikan performa, keselamatan, dan keandalan AI. Di sisi lain, perusahaan-perusahaan juga harus berhadapan dengan tantangan kelangkaan talenta di bidang AI. Inilah alasan RagaAI menghadirkan platform AI testing otomatis.
Tawarkan Automasi Uji AI
Untuk membantu perusahaan-perusahaan selalu terdepan dalam memastikan performa dan keandalan AI, RagaAI menghadirkan testing platform AI yang komprehensif dan terotomatisasi. Testing ini dilakukan di atas foundation model RagaAI DNA yang menggunakan automasi untuk mendeteksi isu dan masalah pada AI, mendiagnosis, dan memperbaikinya secara instan.
RagaAI DNA merupakan platform multimodal yang mendukung LLM, gambar dan video, 3D, NLP, dan data terstruktur. Platform ini diklaim pengembangnya dapat mengurangi risiko hingga 90% dan mempercepat pengembangan AI hingga lebih dari tiga kali lipat.
Platform ini menawarkan lebih dari 300 macam tes untuk membatu pengguna melakukan triase (memilah dan memilih) isu hingga ke akar masalah. Berbagai masalah pada sistem AI yang dapat diidentifikasi seperti data drift, deteksi edge case detection, kualitas data labelling yang buruk, bias pada data, kurangnya ketahanan model atau adversarial attack.
Jawab Dua Tantangan Pengembangan AI
Startup AI ini mengidentifikasi dua tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan yang menerapkan prinsip AI-first. Pertama, perusahaan terbentur masalah skill set akibat kelangkaan AI engineer. Kehadiran AI testing automation tentu menjadi angin segar karena dapat membantu mengoptimalkan proses pengembangan AI.
Tantangan lain yang tak kalah pentingnya adalah keselamatan (safety) dan keamanan. Testing AI dapat menjadi cara mitigasi kerentanan dan memastikan keandalan serta ketepercayaan sistem AI.
CEO dan Founder RagaAI, Gaurav Agarwal melihat adanya konsekuensi kegagalan sistem/aplikasi AI karena perusahaan kurang melakukan uji yang komprehensif. “Foundation model kami, RagaAI DNA, sudah menyelesaikan masalah tersebut di perusahaan-perusahaan Fortune 500. RagaAI dirancang untuk dapat mendeteksi isu atau masalah pada AI, mendiagnosis, dan memperbaikinya,” ujar mantan eksekutif di NVidia dan Ola ini.
Agarwal menjelaskan, RagaAI memiliki visi membebaskan AI dari kendala akibat intervensi manusia dan mendorong perbaikan berkelanjutan. “Di era yang didominasi AI ini, misi kami di RagaAI adalah mengatasi tantangan terpenting dalam memastikan kualitas dan konsistensi aplikasi AI. Berfokus pada penyediaan solusi pengujian yang inovatif, tujuan kami adalah membuka potensi penuh dari revolusi AI, membuka jalan bagi masa depan di mana AI berkembang dengan kepercayaan, keandalan, dan keunggulan,” jelasnya.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR