“Pelanggan kami mencoba untuk tumbuh, dan mereka membutuhkan lebih banyak tenaga kerja, mereka membutuhkan lebih banyak produktivitas dan itu tidak dapat diinstal, kapasitasnya tetap dan itu menyebabkan kelelahan, Anda tahu, kita semua, banyak dari kita yang merasa kelelahan, tetapi masalahnya, pelanggan kami tidak bisa menunggu,” sebut Sujith Abraham (Senior Vice President and General Manager, ASEAN, Salesforce) sembari menambahkan perihal kelelahan ditemui pada banyak konsumen dan calon konsumen.
“Mereka tidak menunggu kami untuk pulih dari kelelahan, mereka ingin waktu tunggu yang nol, mereka ingin layanan yang lebih personal, mereka ingin layanan yang lebih berempati, mereka ingin bekerja lebih banyak dengan para ahli, dan kami membutuhkan cara yang berbeda untuk maju ke depan. Jadi untuk kembali ke pertumbuhan, kami membutuhkan terobosan teknologi dalam bisnis kami. Kami harus menjadi penyedia tenaga kerja digital,” lanjutnya. “Dan itulah mengapa kami sangat bersemangat mengenai Agentforce.”
Karakteristik Salesforce Agentforce yang otonom berbeda dengan para AI copilot yang ditawarkan aneka vendor—termasuk Salesforce yang sebelumnya menawarkan Einstein Copilot yang kini telah di-upgrade dan menjadi bagian dari Agentforce—yang belakangan populer. Seperti sebutannya yang mengandung kata “copilot”, suatu AI copilot ditujukan untuk menemani dan membantu pilot—manusia/organisasi—melakukan pekerjaannya dan bukannya bekerja secara otonom.
Salesforce menyebutkan bahwa suatu AI copilot senantiasa bergantung pada permintaan maupun arahan manusia seperti prompt, serta mengalami kesulitan ketika dihadapkan dengan tugas-tugas yang rumit maupun multilangkah. Salesforce menambahkan bahwa berbagai autonomous AI agent seperti halnya Agentforce adalah gelombang ketiga dari AI, sedangkan aneka AI copilot adalah gelombang kedua dari AI.
Perihal para manusia dan agen-agen Salesforce Agentforce bekerja bersama untuk mendorong kesuksesan aneka organisasi juga diyakini oleh IOH (Indosat Ooredoo Hutchison). IOH merupakan salah satu pelanggan Salesforce. IOH menilai bahwa para manusia dan berbagai autonomous AI agent seperti Agentforce, masing-masing memiliki kelebihannya sendiri-sendiri. Kombinasi dari keduanya akan memberikan manfaat yang lebih besar bagi organisasi.
“Pada akhirnya, kedua sisi itu memiliki kelebihannya masing-masing, seperti manusia memiliki empati, yang mana AI perlu untuk mempelajarinya dari manusia misalnya, dan AI, ya itu adalah keterampilan, kecepatan, dan, dan dengan pelatihan yang tepat, AI bisa mempelajari sesuatu secara lebih cepat. Jadi, kombinasi keduanya akan menciptakan nilai yang besar,” ucap Seno Soemadji (Executive Vice President - Head of TechCo, Indosat Ooredoo Hutchison) sembari mencontohkan AI bisa membatu hiperpersonalisasi pelanggan.
Beragam Industri dan Alur Kerja
Seperti telah disampaikan, Salesforce Agentforce tidak hanya menawarkan sejumlah autonomous AI agent siap pakai, melainkan juga membolehkan suatu organisasi membangun autonomous AI agent-nya sendiri. Dalam memanfaatkannya, suatu organisasi bisa menggunakan sebuah autonomous AI agent siap pakai secara langsung, sebuah autonomous AI agent siap pakai yang telah mengalami kustomisasi, maupun membangun autonomous AI agent-nya sendiri. Dengan kata lain, Salesforce Agentforce bisa untuk beragam industri.
Salesforce pun menambahkan bahwa Agentforce masa kini bisa dipakai pada beragam alur kerja dan tidak terbatas dalam Salesforce saja. Salesforce mengeklaim Agentforce masa kini bisa juga digunakan oleh aplikasi eksternal. Dikenal sebagai penyedia CRM (customer relationship management) nomor wahid di dunia, Salesforce menekankan pula bahwa Agentforce masa kini tidak hanya terbatas untuk CRM, melainkan lebih dari itu.
Salah satu konsumen Salesforce yang sudah mencoba Agentforce adalah John Wiley & Sons, Wiley mengeklaim Salesforce Agentforce berhasil membantu meningkatkan lebih dari 40% penyelesaian kasus-kasus pada layanan pelanggan dibandingkan chatbot lamanya. Perusahaan penerbitan yang berfokus pada bidang akademis ini mencoba Salesforce Agentforce pada tahun ajaran baru. Pada masa tersebut biasanya beban kerja yang dihadapi meningkat berhubung kebutuhan akan buku-buku pelajaran dan sejenisnya bertambah.
Khusus di Indonesia, adopsi Salesforce Agentforce secara umum bisa dibilang masih pada tahap penjajakan. Salesforce kini sedang melakukan kampanye untuk mengenalkan dan meningkatkan kesadaran akannya, termasuk tentunya dengan Salesforce Agentforce World Tour Jakarta. Salesforce mengeklaim tanggapan dari aneka organisasi di Indonesia, termasuk pemerintah terhadap Agentforce adalah sangat baik.
Salesforce Data Cloud
Salesforce menjelaskan Data Cloud sebagai sebuah platform data yang menyatukan seluruh data suatu perusahaan—para data yang tak jarang terpisah-pisah tempat penyimpanannya—ke platform Salesforce alias Salesforce Platform. Salesforce Data Cloud membolehkan para tim di perusahaan bersangkutan untuk mendapatkan pandangan menyeluruh, pandangan 360°, dari suatu konsumen sehingga bisa mendorong otomatisasi dan analisis, personalisasi keterlibatan, dan pemberdayaan AI tepercaya.
Source | : | Zona TI |
Penulis | : | Cakrawala Gintings |
Editor | : | Dayu Akbar |
KOMENTAR