"Sistem backup yang andal harus memungkinkan perusahaan untuk mencapai RTO dan RPO mereka agar bisnis bisa kembali berjalan dalam hitungan menit, bukan hari," katanya.
Salah satu teknik yang dianjurkan adalah menerapkan backup incremental dan differential, yang hanya mencadangkan perubahan terbaru dalam data, sehingga proses recovery menjadi jauh lebih cepat dan efisien.
Hal ini penting untuk meminimalkan downtime dan kerugian produktivitas.
Strategi Backup Efektif: Jangan Satu Titik Gagal
Hanief juga menekankan pentingnya mengikuti prinsip backup 3-2-1: tiga salinan data, dua disimpan di media berbeda, dan satu di lokasi offsite (terpisah).
Strategi ini menciptakan redundansi dan perlindungan tambahan, termasuk dari serangan ransomware yang kini makin marak.
"Backup di cloud yang sepenuhnya terisolasi—disebut sebagai air gap—memberikan perlindungan ekstra terhadap peretas yang mencoba mengenkripsi seluruh jaringan," jelasnya.
Selain itu, tidak semua data perlu dicadangkan dengan frekuensi yang sama. Data yang bersifat kritikal seperti sistem transaksi dan informasi pelanggan harus mendapat prioritas dibanding data statis seperti arsip yang jarang diakses.
Pemahaman akan jenis dan nilai data adalah fondasi penting dalam menyusun strategi backup yang hemat biaya namun tetap andal.
Enkripsi: Lapisan Keamanan yang Tak Terpisahkan
Meskipun backup dapat melindungi data dari kehilangan, perlindungan maksimal hanya dicapai ketika dikombinasikan dengan enkripsi.
“Enkripsi mengubah data menjadi bentuk tidak terbaca tanpa kunci dekripsi. Bahkan jika file backup dicuri, data di dalamnya tetap aman,” kata Hanief.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR