DANA dan Ant International beberapa hari lalu di Jakarta kembali meluncurkan program SisBerdaya dan DisBerdaya di Indonesia. Keduanya diklaim bertujuan untuk membantu mengatasi kesenjangan gender—perempuan—di sektor UMKM, mendorong inovasi, dan mendukung pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan. Menawarkan antara lain modal usaha hingga ratusan juta rupiah, DANA dan Ant International menargetkan SisBerdaya dan DisBerdaya 2025 menggaet lebih banyak UMKM perempuan untuk berpartisipasi.
SisBerdaya pertama kali hadir pada tahun 2023 dan dikhususkan untuk UMKM perempuan, sedangkan DisBerdaya menyusul pada tahun 2024 dan dikhususkan untuk UMKM perempuan penyandang disabilitas. Mereka bertujuan untuk memberdayakan perempuan dan perempuan penyandang disabilitas melalui pelatihan, pendampingan, dan kompetisi bisnis. Dalam 2 tahun penyelenggaraannya, DANA dan Ant International mengeklaim SisBerdaya dan DisBerdaya berhasil menjaring lebih dari 4.500 peserta dari 29 provinsi di Indonesia.
“Tema SisBerdaya dan DisBerdaya 2025 adalah ‘Memajukan Usaha Dengan Teknologi’. Tema ini sekaligus menjadi pengingat bahwa komitmen kami sejak tahun 2018 masih sama, yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia nontunai yang sehat secara finansial melalui inovasi teknologi uang,” ujar Vince Iswara (CEO dan Co-founder DANA Indonesia). “Kami cukup berbangga, tahun lalu salah satu pemenang SisBerdaya mengala, mengalami kenaikan omzet hingga 900%.”
“Bank Indonesia menyampaikan apresiasi atas inisiatif DANA yang turut serta memberikan andil dalam program pemberdayaan perempuan Indonesia melalui program SisBerdaya yang telah dilakukan sejak 2023,” kata Sri Noerhidajati (Deputi Direktur Departemen Ekonomi Keuangan Inklusif dan Hijau Bank Indonesia) sembari mengutarakan bahwa pemberdayaan UMKM perempuan Indonesia tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja.
“Perempuan memiliki peran strategis dalam membangun keluarga, namun juga dalam perekonomian. Studi dari UN Women menyebutkan bahwa secara global lebih banyak perempuan bekerja, maka perekonomian akan tumbuh lebih kuat. Pemberdayaan ekonomi perempuan berkontribusi langsung terhadap peningkatan diversifikasi ekonomi dan kesetaraan pendapatan … dapat meningkatkan 7 triliun US$ total perekonomian dunia,” tambahnya.
Banyak Hambatan
Menurut rilis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia pada bulan Januari 2025, UMKM berkontribusi sebesar lebih dari 60% terhadap PDB Indonesia. Selain itu, mereka menyerap pula hampir sebanyak 97% tenaga kerja nasional.
Adapun jumlah jumlah UMKM di tanah air, berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia pada tahun 2024, adalah kurang lebih 65 juta dengan sekitar 64 juta di antaranya adalah usaha mikro. Dari sekitar 64 juta usaha mikro tersebut, sekitar 60%-nya dimiliki dan dikelola oleh perempuan.
Namun, DANA menyebutkan banyak hambatan yang dialami UMKM perempuan maupun UMKM perempuan penyandang disabilitas di Indonesia. DANA mencontohkan hambatan-hambatan itu berkontribusi terhadap masih rendahnya porsi UMKM perempuan yang mendapatkan akses pembiayaan, serta masih rendahnya porsi penyandang disabilitas yang memiliki akses keuangan.
DANA menjelaskan, berdasarkan informasi United Nations Development Programme-Badan Kebijakan Fiskal pada tahun 2022, baru sekitar 27% UMKM perempuan di tanah air yang mendapatkan akses pembiayaan dari lembaga keuangan formal. Sementara itu, berdasarkan informasi Otoritas Jasa Keuangan pada tahun 2022, dari sekitar 20 juta penyandang disabilitas di Indonesia, kurang lebih 22% saja yang memiliki akses keuangan.
Begitu pula berdasarkan survei internal DANA pada 2024. Survei internal DANA ini menujukkan bahwa 74% UMKM perempuan kesulitan mengakses pasar, 57% UMKM perempuan mengalami hambatan dalam meningkatkan keterampilan, serta 51% UMKM perempuan kesulitan membangun jejaring. Selain itu, survei tersebut juga menemukan sejumlah hal lain seperti kurangnya mentoring dan literasi digital.
“Indonesia itu luas sekali potensi ekonominya. Kalau kita semua sudah aware data statistiknya bahwa ada hampir 65 juta u, usaha UMKM di Indonesia, dan dua pertiganya adalah dikelola atau dimiliki oleh para perempuan. Karena itu ada potensi yang luar biasa sekali untuk kita menyasar kelompok perempuan ini untuk memperoleh asistensi, dukungan, support apapun itu dalam bentuk akses modal dan lainnya, untuk mereka tumbuh lebih besar lagi,” ucap Wilson Siahaan (Senior Director, Government Affairs and Strategic Development for Indonesia and Philippines, Ant International).
Penulis | : | Cakrawala Gintings |
Editor | : | Dayu Akbar |
KOMENTAR