Tingginya minat perusahaan Asia Pasifik dalam mengadopsi Generative AI (GenAI) tidak serta merta diikuti kesiapan infrastruktur.
Menurut Laporan 2025 Nutanix Enterprise Cloud Index (ECI), 60% organisasi di kawasan Asia Pasifik dan Jepang (APJ) sudah menerapkan strategi Generative AI (GenAI). Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa Asia Tenggara menjadi pemimpin tren ini berkat pertumbuhan AI yang digerakkan oleh peningkatan otomatisasi, strategi AI nasional yang kuat, dan peningkatan adopsi AI oleh enterprise.
Namun laporan yang sama juga menyebutkan bahwa membawa GenAI dari tahap pengembangan ke produksi masih menjadi tantangan besar, khususnya karena hambatan integrasi infrastruktur TI.
Menurut Jay Tuseth, Vice President dan General Manager Asia Pasifik dan Jepang, Nutanix, ada tiga area utama yang menjadi fokus Nutanix dalam menjawab tantangan tersebut.
“Pertama adalah modernisasi infrastruktur, tidak mungkin bisa cukup cepat dan lincah jika Anda saat ini masih menggunakan infrastruktur legacy. Memanfaatkan hyperconverged infrastructure atau private cloud untuk mendorong efisiensi dan kelincahan akan menjadi sangat kritis,” ujarnya.
Yang kedua adalah mendorong pengembangan aplikasi modern. “Anda membuat aplikasi cukup satu kali saja dan menjalankannya di mana saja, di edge, air-gapped edge, ataupun public cloud,” jelas Jay.
Area ketiga yang tak kalah pentingnya adalah Agentic AI untuk membuat proses bisnis baru melalui proses otomatisasi yang sudah ada, atau menciptakan proses bisnis baru yang belum pernah ada sebelumnya
Oleh karena itu, Nutanix menilai modernisasi infrastruktur melalui pendekatan hybrid multicloud, digabungkan dengan kontainerisasi dan Kubernetes, adalah kunci untuk menghadapi tantangan adopsi dan mendorong inovasi GenAI.
“Sebenarnya, keputusan untuk menerapkan AI atau agentic AI dibuat di level tertinggi organisasi, bisa oleh dewan direksi, Chief Product Officer, CEO, atau eksekutif C-suite lainnya. Pertanyaannya kemudian: seberapa cepat tim TI dapat menyiapkan infrastrukturnya agar AI itu segera berjalan? Di sinilah Nutanix berperan. Kami menyediakan ‘GPT-in-a-box’, infrastruktur siap pakai yang mudah diinstal, mudah diskalakan, dan dapat ditempatkan on-premise maupun di public cloud. Tugas kami adalah mempercepat implementasi keputusan bisnis, bukan menentukan siapa pengguna AI-nya atau bagaimana kebijakan detailnya dijalankan,” jelas Faiz Shakir, Vice President & Managing Director India & ASEAN, Nutanix
Nutanix menyediakan ekosistem hybrid multicloud yang lengkap, Nutanix Cloud Platform dan ekosistem mitra yang ekstensif. Ekosistem ini memungkinkan perusahaan menjalankan data, aplikasi, dan AI di mana saja, mulai dari edge, pusat data, dan cloud.
Untuk memperkuat platform hybrid multicloud-nya, Nutanix juga menghadirkan beberapa rilis terbaru:
Cloud Native AOS
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR