Anggaran TI semakin ketat, sementara ekspektasi bisnis terhadap penyediaan aplikasi yang lebih cepat dan resiliensi kini lebih tinggi dari sebelumnya. Hal ini mendorong perusahaan-perusahaan untuk memiliki infrastruktur cloud yang elastis.
Di saat yang sama, banyak perusahaan mengembalikan beban kerja public cloud ke private cloud dan ke pusat data on-premises, untuk menjamin level layanan dan kedaulatan data yang kuat. Hal ini juga demi menghindari biaya penggunaan cloud yang tak terduga.
3. Modernisasi platform dasar
VM yang ada saat ini, tentu saja, harus berjalan di atas sesuatu, dan sering kali VM tersebut berada di atas arsitektur lama (three-tier), di mana komputasi, penyimpanan, dan jaringan berada di lapisan hardware yang berbeda. Atau, ketiganya mungkin berjalan pada VPC (virtual private cloud) model terbaru atau kontainer dengan beberapa elemen yang diatur oleh software (software-defined). Kondisi ini masih membutuhkan modernisasi platform lebih lanjut agar siap untuk mendukung hybrid cloud, baik sumber daya baru itu akan berjalan di bare metal maupun dalam cluster Kubernetes.
4. Diversifikasi untuk meminimalkan risiko
Setiap vendor software enterprise harus terus menerus merasionalisasi rangkaian produk seiring dengan pertumbuhannya. Pada titik tertentu, tim development & support harus meninggalkan satu platform agar perusahaan dapat tetap relevan dengan teknologi generasi terbaru. Pelanggan seharusnya juga bekerja sama dengan para mitra untuk mendiversifikasi deployment dari sistem on-prem ke sejumlah penyedia cloud sekaligus melindungi dari perubahan lisensi software dan batas akhir support, yang dapat memengaruhi masa depan mereka.
Untuk bertransisi ke hybrid cloud, ada empat langkah yang bisa diambil perusahaan
1. Prioritaskan perubahan
Lakukan inventarisasi aplikasi-aplikasi TI yang ada, dan terapkan penilaian ‘6 R’ untuk apa yang Anda ingin lakukan terhadap setiap aplikasi: apakah mempertahankan (retain), mempensiunkan (retire), melakukan hosting ulang (rehost), mengganti (replace), melakukan refactor, atau mendesain ulang (re-architect) – dengan memerhatikan lisensi virtualisasi dan risiko pembaruan saat ini.
Beberapa software di stack teknologi virtualisasi Anda, termasuk vSphere, vSAN, dan NSX mungkin akan diperbarui dalam satu tahun, sementara yang lainnya mungkin bisa diperbarui dalam beberapa tahun ke depan. Selain itu, beberapa elemen VMware yang ada mungkin hanya akan tersedia sebagai bagian dari paket solusi Broadcom yang lebih lengkap, dan bukan dilisensikan secara a la carte di masa mendatang.
Perusahaan-perusahaan yang dapat mengurangi cukup banyak stok lisensi lama, bahkan mungkin akan mampu menyerap biaya pemeliharaan sistem lama tertentu yang terlalu sulit untuk dialihkan, mungkin dengan “lifting and shifting” beberapa di antaranya ke infrastruktur cloud secara bersamaan (in toto), meskipun kedengaran konyol.
2. Andalkan mitra untuk mendapatkan keahlian
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR