Sony menunjukkan bahwa dirinya belum menyerah bersaing di pasar smartphone. Meski harus mengejar pabrikan smartphone yang kian banyak, Sony tetap ingin menunjukkan eksistensinya di segmen ini.
Hal ini terlihat dari langkah Sony yang akan menjual smartphone flagship Sony Xperia XZ2 Premium di Amerika Serikat (AS) pada 30 Juli 2018. Sony pun mulai membuka pre-order Sony Xperia XZ2 Premium pada 9 Juli dan membanderolnya senilai USD999 atau sekitar Rp14,3 juta.
Sony Xperia XZ2 Premium mengusung layar LCD 5,8 inci dengan resolusi 3.840 x 2.160 piksel (4K) dan aspek rasio 16:9. Sony Xperia XZ2 Premium mengusung chipset Snapdragon 845, RAM 6 GB, media penyimpanan 64 GB dengan slot kartu micro SD, dan baterai 3.540 mAh.
Sony Xperia XZ2 Premium mengusung kamera ganda dengan resolusi 19 megapixel dan 12 megapixel yang sanggup merekam video 4K HDR dan memiliki tingkat sensitivitas tertinggi ISO 12.800.
Untuk kamera selfie, smartphone itu mengusung kamera depan 13 megapixel seperti dikutip Phone Arena.
Gulung Tikar
Pabrikan smartphone Sony pun terancam gulung tikar karena produk-produknya tidak mampu bersaing di pasaran.
Evan Blass, salah satu analis yang banyak mengetahui seluk-beluk industri smartphone menyebut, Sony terpaksa hengkang dari sejumlah negara di Timur Tengah, Turki, dan Afrika. Lagipula, Sony tidak lagi berharap banyak pada bisnis smartphone.
"Saya dengar perusahaan akan menghentikan operasi dan kantor di wilayah tersebut mulai Oktober," tulis akun @evleaks seperti dikutip Android Police.
Langkah itu akibat penjualan Sony yang buruk dan berimbas terus menyusutnya pangsa pasar smartphone Sony di dunia.
Sony sendiri hingga saat ini belum memberikan pernyataan resmi terkait ditutupnya operasi perusahaan di sejumlah negara tersebut.
Dalam informasi yang dibocorkan terkait pertemuan pihak Sony dengan investor, pertumbuhan dan produksi produk smartphone kurang cepat sehingga kehilangan kompetisi pasar yang kini sangat cepat.
Kemungkinan besar Sony akan mengalihkan fokusnya kepada pasar Eropa sesuai informasi yang berasal dari pertemuan Sony dengan investornya.
Alasannya Sony memang memiliki basis penggemar yang besar di pasar Eropa ketimbang beberapa kawasan lainnya.
Ganti Fokus
Sebelumnya, Kenichiro Yoshida (CEO Sony) mengatakan Sony fokus menggenjot bisnis game berlangganan dan hiburan. Sony akan menggenjot pendapatan dari sisi konten, software, dan layanan lebih penting, mengingat bisnis hardware tengah lesu.
"Semuanya itu akan mendorong pertumbuhan dan sekaligus mempertahankan pertumbuhan perusahaan," tuturnya.
Sony tidak akan lagi menggantungkan harapan tinggi untuk bisnis hardware, termasuk smartphone.
Sony memperkirakan akan menjual 16 juta unit konsol PlayStation, 11,5 juta TV, 3,8 juta kamera digital dan 10 juta smartphone pada tahun fiskal 2018. Jumlah ini menurun jika dibanding tahun lalu.
Pada fiskal 2017, penjualan konsol PlayStation mencapai 19 juta unit, TV 12,4 juta, kamera digital 4,4 juta dan smartphone sebanyak 13,5 juta unit.
Source | : | Phone Arena |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR