Pemerintah Tiongkok kecewa dan mengecam pemerintah Amerika Serikat (AS) yang melarang perusahaan teknologinya ZTE menggunakan komponen-komponen teknologi asal AS, mengingat ZTE adalah perusahaan teknologi raksasa di Tiongkok dan jadi tulang punggung Tiongkok mewujudkan ambisi memimpin industri teknologi dunia.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan AS melarang ZTE untuk bekerjasama dengan perusahaan teknologi asal AS selama 7 tahun. Bahkan, ZTE dilarang menggunakan chipset prosesor Qualcomm dan Intel, sistem operasi Google Android dan perangkat audio Dolby.
Pemerintah AS menghukum ZTE karena ZTE terbukti menjual komponen teknologi termasuk chipset ke musuh AS yaitu Iran dan Korea Utara serta tidak menghukum pegawai yang terlibat.
Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan pemerintah AS terlalu berlebihan dalam menyikap kasus ZTE yang penuh dengan omong kosong.
"Kami harap Amerika Serikat tidak melawan arus. Kasus ini penuh omong kosong, tidak bertanggungjawab dan sangat berbahaya," kata Hua Chunying (Juru Bicara Kemenlu China) seperti dikutip South China Morning Post.
Apalagi, pemerintah AS dan Tiongkok sedang tidak akur terkait perang dagang yang dilancarkan Donald Trump (Presiden AS).
Kemandirian Teknologi
Kasus ZTE itu menyadarkan pemerintah Tiongkok untuk menyegerakan kemandirian teknologi di negaranya, mengingat banyak perusahaan teknologi asal AS yang menggunakan komponen-komponen dan software asal Tiongkok.
"Tiongkok terus berusaha berinovasi dan memperkecil ketergantungannya pada teknologi asing untuk membuat industri dalam negerinya lebih kuat menghadapi ancaman seperti ini," kata Edison Lee (Pengamat Bank Investasi Jefferies.
Saat ini Tiongkok sedang menggenjot produksi semikonduktor dalam negeri. Pekan ini, para pejabat senior Tiongkok mengagendakan pertemuan penting dengan para pemangku kepentingan di industri ini, untuk mengebut rencana agresif produksi chipset.
Tiongkok berambisi bisa mencapai produksi chipset domestik sebesar 40 persen pada 2025. Kasus ZTE menjadi momentum Tiongkok untuk melepaskan ketergantungannya kepada AS.
Source | : | south china morning post |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR